TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Jokowi mengajukan Kepala Badan Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri.
Komisi III DPR selanjutnya akan melakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap mantan Kapolda Metro Jaya tersebut.
Komite Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Demokrasi (Kamerad) berharap bahwa keputusan Presiden Jokowi untuk potong generasi dan memilih Komjen Tito Karnavian bukan didasarkan balas budi dalam politik.
"Namun didasarkan pada sebuah penilaian kemampuan dan prestasi Tito Karnavian dalam memimpin institusi Polri nantinya," kata Presidium Kamerad Haris Pertama di Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Haris berharap, Tito tetap bisa menjaga solidaritas di tubuh institusi Polri dan bisa bekerjasama dengan para senior-seniornya.
"Karena potong generasi di tubuh polri yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ini bisa berdampak perpecahan di Polri jika Tito tidak melakukan pendekatan emosional yang baik dengan seniornya,"ungkapnya.
Secara prestasi, kata Haris, Tito Karnavian cukup baik, dan memiliki segudang prestasi. Dia berharap peraih Bintang Adhi Makayasa 87 ini bisa menjadi pengayom masyarakat dan mengayomi para aktivis mahasiswa yang baik.
"Kamerad berharap institusi Polri dibawah kepemimpinan Komjen Tito karnavian menjadi lebih kuat dan solid," tegasnya.