TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Reformasi institusi polisi yang menyeluruh diharapkan benar-benar terjadi dalam masa kepemimpinan Komisaris Jenderal Tito Karnavian bila menjabat Kepala Polri (Kapolri).
"Tentu reformasi itu bukan yang ecek-ecek. Tapi fundamental dan subtantif," ujar pengamat politik dari Lingkar Madani (LIMA) Indonesia Ray Rangkuti, kepada Tribun, Kamis (23/6/2016).
Mantan Kapolda Metro Jaya itu menurutnya harus melakukan reformasi yang menyangkut desain wajah dan fostur polisi dalam era modern seperti saat ini. Dan ini bukan pekerjaan mudah.
"Hanya saja, jika Tito mau, dia punya kesempatan waktu dan dukungan politik yang cukup untuk melakukan itu. Kita tunggu kiprahnya," ujarnya.
Hal itu disampaikan Ray yang sudah yakin dan pasti Tito akan melaju menjadi Kapolri meskipun saat ini tengah mengikuti Fit and proper test di Komisi III DPR RI.
Sebagaimana diketahui, Tito dalam visinya akan memprioritaskan reformasi internal Polri.
"Untuk persiapan sudah siap, visi misi dan tentunya apa yang belum selesai dilanjutkan oleh Pak Kapolri nanti akan saya lanjutkan dengan penekanan beberapa poin. Yang pertama saya kira masalah reformasi internal agar dapat dipercaya oleh publik," kata Tito usai mengikuti peringatan Nuzulul Quran di Istana Negara, Jakarta, Selasa (21/6/2016).
Kedua, Tito juga berencana melakukan pembenahan layanan publik di lingkungan Polri.
Tito yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ingin masyarakat mendapat kemudahan akses.
"Layanan publik yang lebih baik dengan berbasis pada IT sehingga dapat diakses masyarakat. Ketiga masalah profesionalisme penegakan hukum. Yang terakhir stabilitas kamtibmas, itu adalah poin penting," katanya.
Keempat poin tersebut akan disusun dalam blue print program Polri.
Selain itu Tito juga akan melanjutkan program atau pun kebijakan Kapolri saat ini Jenderal Badrodin Haiti untuk melengkapi program yang dirancang.
"Insya Allah sebagai prajurit kalau sudah perintah kita laksanakan," kata Tito.