TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orangtua yang memvaksinkan anaknya dan tergabung dalam Aliansi Korban Vaksin Palsu Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, menantang Menteri Kesehatan Nila F Moeloek.
Mereka menantang Menkes untuk memvaksinasi cucu atau sanak saudaranya dengan vaksin palsu.
Hal itu disampaikan karena Nila mengatakan bahwa vaksin palsu tidak akan memiliki dampak buruk terhadap korban.
"Ibu Menteri Kesehatan, Ibu Nila Moeloek menyatakan bahwa vaksin tidak mempunyai dampak buruk, kami challenge beliau. Kalau memang dia (vaksin palsu) tidak punya dampak buruk, maka Ibu Nila Moeloek berani memberikan vaksin palsu kepada cucu-cucunya atau sanak saudaranya," ujar Ketua Aliansi Korban Vaksin Palsu RS Harapan Bunda, August Siregar, Minggu (17/7/2016).
Sebagai orang yang tidak memiliki latar belakang di bidang medis, para orangtua pasien vaksin tetap khawatir vaksin palsu memiliki dampak buruk bagi anak-anak mereka.
"Kami tidak punya pengetahuan medis. Kami tetap (yakin) yang namanya palsu ada akibat. Kami tetap berkeyakinan begitu karena kami bukan dari medis," kata dia.
August pun meminta Kemenkes untuk segera melakukan tindakan medis terhadap anak-anak yang terindikasi menerima vaksin palsu.
"Kami tekankan sekali kepada mereka untuk segera melakukan tindakan medis karena banyak korban-korban ini pada saat ini belum mendapat pertolongan dokter," tutur August.
RS Harapan Bunda merupakan satu dari 14 rumah sakit yang dirilis Kemenkes menggunakan vaksin palsu.
Salah satu dokter di RS tersebut, yakni dokter Indra, pun sudah ditetapkan menjadi tersangka oleh Bareskrim Polri.
Penulis : Nursita Sari