News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mahathir Ingatkan Soal Bahaya Korupsi

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tun Dr. Mahathir Mohamad membacakan kajian tentang perdamian dan Islam dalam upacara penganugerhan gelar kehormatan di Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bantul, Kamis (17/3/2016). Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad tersbeut mendapat gelar kehormatan merupakan gelar Doktor Honoris Causa pada bidang Perdamaian dan Islam atas peran dan usahanya dalam menyuarakan perdamaian dunia. TRIBUN JOGJA/HASAN SAKRI

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seorang pemimpin harus diberi kekuasaan yang memadai.

Dengan demikian, menurut mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, sang pemimpin bisa menjalankan aturan, untuk memperbaiki kehidupan negaranya.

Bila kekuasaan seorang pemimpin terlau besar, menurut Mahathir hal tersebut bisa berbahaya, karena berpotensi disalahgunakan untuk praktik korupsi.

"Ini yang sering dialami kita, tak beri kuasa tak ada pemerintah, tapi kuasa diberi bisa disalahgunakan," ujar Mahathir dalam orasi ilmiahnya, di acara Dies Natalis ke-17 Universitas Bung Karno (UBK), di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Senin (25/7/2016).

Dalam kasus tersebut rakyat juga bertanggungjawab.

Karena rakyatlah yang memberikan kekuasaan tersebut kepada sang pemimpin melalui proses pemilihan.

Bila rakyat mau menerima suap atau rasuah dalam proses pemilihan, maka ia telah kehilangan hak pilihnya, untuk memilih pemimpin bersih yang mampu memajukan negerinya.

"Rasuah akan menghancurkan masyarakat, karena segalanya akan naik harganya kalau rasuah," ujar Mahathir.

"Kita sering salahkan pemimpin, tapi pemimpim tak jadi pemimpin kalau tak diizinkan oleh kita. Kalau masyarakat menolak rasuah, pemimpin juga tidak," ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini