Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu menilai cerita Koordinator KontraS Haris Azhar menarik untuk ditelusuri.
Haris bercerita mengenai pengalamannya bertemu dengan gembong narkoba Freddy Budiman.
"Komisi III kan bisa mengundang Haris untuk diskusi, bagaimana kebenaran informasi tersebut. Sehingga kami juga bisa menelusuri. Kalau sekarang itu kan jadi semacam wasiat saja, makanya perlu dikonfirmasi ulang," kata Masinton ketika dikonfirmasi, Jumat (29/7/2016).
Masinton mengaku merinding membaca informasi yang disampaikan Fredi kepada Haris.
Apalagi, Freddy melibatkan oknum BNN, Polri dan TNI dalam menjalankan bisnis narkoba.
Freddy juga memakai mobil perwira TNI untuk mengirimkan barang haram dari Medan menuju Jakarta.
"Ada yang nitip-nitip harga segala, ini kan memang permainan sindikat mafia yang bukan lagi ecek-ecek, memang sudah terorganisir dan membhayakan negara sebenarnya cara-cara begini, harus diurai karena melibatkan banyak pihak," imbuhnya.
"Ini seperti cerita di film-film jadinya, Freddy menggunakan mobil jenderal TNI bintang dua, berisi narkotika dari Medan ke Jakarta, kan begitu kesaksian Haris. Kita bisa bayangkan dalam waktu dua tiga malam di perjalanan," tambahnya
Menurut Politikus PDIP itu, informasi tersebut perlu ditelusuri dalam sindikat jaringan peredaran narkotika.
Masinton mengaku sempat bertemu Freddy Budiman di Lapas Salemba saat kunjungan kerja.
Sebenarnya ia ingin mengajak Freddy mengobrol.
"Mungkin karena banyak petugas Lapas, dia senyum saja. Cuma sapa-sapa biasa ya enggak jadi," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Koordinator KontraS, Haris Azhar dalam pesan singkatnya menceritakan bagaimana tereksekusi mati, Freddy Budiman pernah mengungkapkan dirinya memberi sejumlah uang kepada BNN sebagai 'Uang Setor' bisnis narkobanya.
"Dalam hitungan saya selama beberapa tahun kerja menyeludupkan narkoba, saya sudah memberi uang 450 Miliar ke BNN. Saya sudah kasih 90 Milyar ke pejabat tertentu di Mabes Polri," ujar Freddy kepada Haris sebelum dieksekusi.