Sitinjak menceritakan, sel khusus atau ruang isolasi untuk Freddy dibangun selama dua hari.
Tujuannya yaitu membatasi ruang gerak Freddy sehingga tidak mendapatkan fasilitas ‘plus’ sekaligus menghentikan peredaran narkoba yang saat itu marak di Lapas Batu.
Untuk melewati sel baru Freddy saat itu melewati empat pintu berlapis.
Sitinjak memasang dua Closed-circuit television (CCTV) baru yang khusus diarahkan ke pintu akses sel Freddy dan di dalam sel.
“Jadi Freddy buang air besar saja, saya bisa lihat. CCTV itu langsung terhubungan kepada saya, siapa saja yang berusaha mendekati Freddy, saya bisa melihat,” kata Sitinjak.
Sitinjak juga menempatkan pejabat eselon tingkat III dan IV yang bertanggung jawab khusus mengawasi sel Freddy.
Mereka juga bertugas menginventarisir barang-barang di dalam sel Freddy.
“Jadi saat itu saya tahu barang-barang apa saja yang disimpan Freddy, bahkan berapa jumlah celana dalam Freddy pun saya tahu,” katanya.
Ketika mengisolasi Freddy, Sitinjak sadar betul bila dia menghadapi tekanan.
Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana para anak buahnya tetap berusaha mendekatkan diri kepada Freddy.
Sitinjak juga terlibat perang urat syaraf dengan Freddy. Ia mendapatkan ancaman dari sang gembong narkoba tersebut.
Saya ingat bagaimana dia bilang kepada saya secara halus. “Bapak (Sitinjak, RED), kalau mengisolasi saya seperti ini nantinya bisa dibenci orang banyak lho. Apalagi Bapak mobilitasnya tinggi, apa Bapak tidak takut?,” ujar Sitinjak menirukan ucapan Freddy saat itu.
Sitinjak mengungkapkan upaya Freddy untuk melawannya sempat terdeteksi.
Sitinjak menyebut Freddy sempat berkolaborasi dengan narapidana kasus terorisme.