TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Bertepatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 21, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mencanangkan Tahun 2016 Dimulainya Tahun Inovasi Indonesia di Stadion Manahan Solo, Rabu (10/8/2016), Jawa Tengah.
Dalam sambutannya terkait Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Menko PMK mengingatkan kembali bahwasanya Kebangkitan Teknologi Nasional tak lepas dari peran Presiden Republik Indonesia ke 3, B.J Habibie.
“Beliau lah yang semangat dengan inovasi-inovasi di bidang aeronautika,” ujarnya.
Mengutip pendapat Bung Karno, Menko PMK pun menegaskan agar bangsa Indonesia jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah). Dikisahkannya ihwal Habibie yang menuntut ilmu aeronautika ke Jerman atas perintah Bung Karno. Atas nama Keluarga Besar Bung Karno, Menko PMK pun mengucapkan terima kasih kepada B.J Habibie.
Menko PMK mengingatkan di masa depan, bangsa Indonesia semakin berat menghadapi tantangan dan rintangan global. Menurutnya, dengan penguasaan teknologi dan berani melakukan terobosan inovatif yang disertai etos kerja tinggi, bangsa ini akan mampu mengatasi berbagai rintangan. Indonesia memang telah mencapai beberapa kegiatan riset dan pengembangan yang telah diproduksi oleh industri seperti alat kesehatan, benih unggul, sarana dan prasarana transportasi hingga alutsista.
“Saya sangat mengapresiasi atas keberhasilan tersebut. Namun saya minta, semua yang telah dicapai terus ditingkatkan dan dikembangkan,” ujar Menko PMK. Apalagi disaat yang sama Indonesia akan menghadapi persaingan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana terdapat 12 sektor yang terbuka bagi sesama negara ASEAN.
Pemerintah menyadari kebangkitan teknologi nasional dimulai dari kebangkitan mutu sumber daya manusianya. Tanpa SDM yang unggul dalam pendidikan dan karakter, sulit meraih kebangkitan teknologi secara berkelanjutan. Atas dasar itu pula pemerintah sedang merevitalisasi pendidikan vokasional, baik melalui SMK, politeknik, maupun program magang di industri.Pemerintah juga tengah dan terus menggalang dunia industri untuk ikut serta di dalam meningkatkan kapasitas tenaga produktif Indonesia, melalui Program magang tenaga produktif di Industri. Selain itu, pemerintah pun berharap akan keterlibatan swasta untuk mendukung pengembangan riset dan sumber daya manusia demi meningkatkan daya saing. Karenanya, suasana yang kondusif perlu diciptakan untuk meningkatkan kontribusi swasta dengan melakukan penataan kebijakan sehingga terjadi simbiosis mutualistis.
Menko PMK berharap, kedepannya strategi pengembangan Iptek dan Inovasi Indonesia tidak lagi terhambat oleh regulasi yang tumpang tindih. Regulasi, sebutnya, harus mampu menciptakan iklim kondusif untuk mengakselerasi kemajuan Iptek dan Inovasi hingga terjadi hilirisasi produk yang bernilai tambah bagi kehidupan ekonomi masyarakat.
Menko PMK: BJ Habibie berperan atas kebangkitan teknologi nasional
Bertepatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke 21, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani mencanangkan Tahun 2016 Dimulainya Tahun Inovasi Indonesia di Stadion Manahan Solo, Rabu (10/8). Jawa Tengah.
Dalam sambutannya terkait Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Menko PMK mengingatkan kembali bahwasanya Kebangkitan Teknologi Nasional tak lepas dari peran Presiden Republik Indonesia ke 3, B.J Habibie. “Beliau lah yang semangat dengan inovasi-inovasi di bidang aeronautika,” ujarnya.
Mengutip pendapat Bung Karno, Menko PMK pun menegaskan agar bangsa Indonesia jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah). Dikisahkannya ihwal Habibie yang menuntut ilmu aeronautika ke Jerman atas perintah Bung Karno. Atas nama Keluarga Besar Bung Karno, Menko PMK pun mengucapkan terima kasih kepada B.J Habibie.
Menko PMK mengingatkan di masa depan, bangsa Indonesia semakin berat menghadapi tantangan dan rintangan global. Menurutnya, dengan penguasaan teknologi dan berani melakukan terobosan inovatif yang disertai etos kerja tinggi, bangsa ini akan mampu mengatasi berbagai rintangan. Indonesia memang telah mencapai beberapa kegiatan riset dan pengembangan yang telah diproduksi oleh industri seperti alat kesehatan, benih unggul, sarana dan prasarana transportasi hingga alutsista.
“Saya sangat mengapresiasi atas keberhasilan tersebut. Namun saya minta, semua yang telah dicapai terus ditingkatkan dan dikembangkan,” ujar Menko PMK. Apalagi disaat yang sama Indonesia akan menghadapi persaingan dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana terdapat 12 sektor yang terbuka bagi sesama negara ASEAN.
Pemerintah menyadari kebangkitan teknologi nasional dimulai dari kebangkitan mutu sumber daya manusianya. Tanpa SDM yang unggul dalam pendidikan dan karakter, sulit meraih kebangkitan teknologi secara berkelanjutan. Atas dasar itu pula pemerintah sedang merevitalisasi pendidikan vokasional, baik melalui SMK, politeknik, maupun program magang di industri. Pemerintah juga tengah dan terus menggalang dunia industri untuk ikut serta di dalam meningkatkan kapasitas tenaga produktif Indonesia, melalui Program magang tenaga produktif di Industri. Selain itu, pemerintah pun berharap akan keterlibatan swasta untuk mendukung pengembangan riset dan sumber daya manusia demi meningkatkan daya saing. Karenanya, suasana yang kondusif perlu diciptakan untuk meningkatkan kontribusi swasta dengan melakukan penataan kebijakan sehingga terjadi simbiosis mutualistis.
Menko PMK berharap, kedepannya strategi pengembangan Iptek dan Inovasi Indonesia tidak lagi terhambat oleh regulasi yang tumpang tindih. Regulasi, sebutnya, harus mampu menciptakan iklim kondusif untuk mengakselerasi kemajuan Iptek dan Inovasi hingga terjadi hilirisasi produk yang bernilai tambah bagi kehidupan ekonomi masyarakat.