TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo dengan tegas meminta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk memadamkan titik api yang ada di hutan berbagai daerah Indonesia.
Menurut Jokowi ada sebanyak 217 titik api yang harus dipadamkan.
Menyikapi perintah presiden tersebut, Menteri LHK, Siti Nurbaya mengaku memiliki langkah-langkah untuk memadamkan titik api agar tidak semakin membesar.
Dikatakannya, Kementerian LHK akan melakukan pengamatan terhadap titik panas (hotspot).
"Satu kuncinya hotspot. Konsepnya sih sebetulnya sederhana seperti Pak Presiden dan Wapres bilang, pokoknya kalau ada api matiin," kata Siti di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (12/8/2016).
Siti menuturkan, api di titik-titik hotspot harus dikejar untuk dipadamkan.
Dikatakannya, untuk mensupport pemadaman api secara cepat harus ada teknologi yang mumpuni agar titik hotspot tidak melebar.
"Untuk mengejar titik api, harus ada sistem smartphone yang cepat, ada GPS dan tim lapangan. Kan nggak semua dari provinsi tiba-tiba datang kan, ada dari Kabupaten, Kecamatan sampai tingkat bawah," tuturnya.
Masih kata Siti, pihaknya juga masih memberlakukan bom air untuk menghilangkan titik api.
Dikatakannya, ada 40 juta liter air di Riau, 2 juta liter di Sumatera Selatan untuk melakukan water bombing.
"Water bombing sejak Februari di Riau, di Kalteng sejak Juni-Juli. Kalbar baru minta (water bombing) nih," ujarnya.