TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Muhadjid angkat bicara mengenai tertangkapnya jemaah haji Indonesia di Filipina.
Diketahui, petugas imigrasi di Bandara Manila, Filipina, mencegat 177 warga negara Indonesia yang akan naik haji.
"Kurangnya edukasi kepada jemaah dari para ulama tentang hakikat haji. Jangan haji dengan cara yang haram dan ilegal," kata Sodik melalui pesan singkat, Minggu (21/8/2016).
Ia mengatakan kurangnya edukasi dari Kementerian Agama tentang manajemen haji. Contohnya panjangnya antrian, kepastian dan keamanan haji.
"Lemahnya pengawasan kepada oknum-oknum travel oleh Kemenag," kata Politikus Gerindra itu.
Ia menuturkan lemahnya pengawasan oleh aparat hukum dan keamanan terhadap para petualang yang suka melakukan penipuan haji. Padahal penipuan haji dalam berbagai bentuk sudah sering terjadi.
"Baik di dalam negeri atau seperti sekarang dengan melibatkan kuota luar negeri," imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, para jemaah menggunakan paspor Filipina. Mereka dicegah sebelum mereka naik ke pesawat, Jumat (19/8/2016) menuju Madinah, Arab Saudi.
Menurut kepala Imigrasi Filipina Jaime Morente, lima warga Filipina yang mendampingi jemaah Indonesia tersebut menuju tanah suci juga ditangkap.
Ia mengatakan, paspor yang diperoleh secara ilegal itu dilaporkan disediakan oleh para pendamping.
Para jemaah asal Indonesia itu membayar mulai 6.000 – 10.000 dollar AS per orang menggunakan kuota haji yang diberikan Arab Saudi kepada Filipina.
Morente mengatakan, identitas jemaah Indonesia itu terungkap setelah didapati mereka tidak berbahasa Filipina.