TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Pansus Teroris, Martin Hutabarat menyakini kasus bom rakitan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr mansyur Medan, Sumatera Utara (Sumut), pada Minggu (28/8/2016) kemarin, tidak ada hubungannya dengan agama.
Karenanya politikus Gerindra itu meminta masyarakat Sumatera Utara tidak terpancing atas kejadian di Gereja Katolik St Yosep.
"Saya pun yakin 100% ini bukan soal agama. Ini soal segelintir anak muda saja yang diradikalisasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kita harus bersatu untuk melawan orang-orang atau jaringan yang sedang meradikalisasi anak-anak muda ini di daerah Sumut," ujar Martin kepada Tribunnews.com, Senin (29/8/2016).
Dengan itu pula anggota Komisi I DPR RI itu berharap Polisi cepat bertindak mengusut kejadian ini.
Karena dia menyakini pasti ada aktor di belakangnya IAH (18) tersangka kasus bom rakitan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Dr mansyur Medan, Minggu (28/8/2016) kemarin.
Kedepan acara-acara di Gereja dan di Masjid-masjid perlu mulai ditingkatkan pengamanannya.
Sebab bukan tidak mungkin Masjid-masjid juga akan menjadi sasaran bom bunuh diri, sesudah Gereja.
"Seperti yang pernah terjadi beberapa tahun lalu di Masjid Polres di Ceribon dimana seorang anak muda meledakkan bom yang dibawanya dalam ransel di samping Kapolres sehingga dia meninggal dan melukai banyak orang," ujarnya.
Pendeknya, tegas dia, teroris ini targetnya membuat teror yang menimbulkan ketakutan pada banyak orang. Itulah teroris.