TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Penasihat Gerindra Muhammad Syafii belum melihat program Joko Widodo dilaksanakan dengan baik.
Ia menilai program tersebut tidak melalui kajian yang lengkap.
"Jadi, Jokowi itu kalau menurut saya, asbun (asal bunyi)," kata Syafi'i di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (30/8/2016).
Ia mengatakan kajian yang belum lengkap itu berimbas pada kebijakan yang akan diambil.
Contohnya, kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Sejauh mana kebutuhan kita? Belum jelas. Apakah itu sebanding dengan yang harus dibebaskan tanahnya nyata, itu satu rangkaian Rp70 triliun itu kalo dikalikan itu bisa jadi 1000 rangkaian kereta api biasa," kata Anggota Komisi III DPR itu.
Kereta cepat itu, kata Syafi'i juga masih mengalami persoalan pembebasan lahan.
Contoh lainnya yakni proyek listrik 35 ribu megawatt yang belum berhasil hingga kini.
Menurut Syafi'i, kebijakan yang diambil Jokowi hanya sebatas proyek mercusuar dengan perencanaan yang tidak matang.
"Konsepnya tidak pernah terpadu, asal asbun aja, sama kayak dia bilang harga daging Rp80 ribu pas bulan puasa, apa yang sudah disiapkannya untuk statement itu, enggak ada, sampai hari ini harga daging tetap Rp120 ribu," ujarnya.