TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Polri (Kalemdikpol) Komjen Pol Syafruddin menemui Ketua DPR Ade Komarudin, di Ruang Pimpinan DPR, Jumat (2/9/2016).
Namun, kedatangan dan kepergian Syafruddin tak diketahui awak media.
Ade menuturkan, dirinya dan Sjafruddin merupakan kawan lama yang sering bertemu.
Namun, dalam dua minggu terakhir keduanya cukup intens berkomunikasi, baik langsung maupun melalui sambungan telepon.
"Kami sering ketemu. Semalam, dua hari yang lalu juga," kata Ade di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat malam.
Namun, ia tak membeberkan lebih lanjut mengenai pertemuannya dengan Syafruddin.
Ade menegaskan, obrolan yang dilakukan lebih kepada obrolan pribadi dan bukan masalah pekerjaan.
Saat disinggung wartawan, apakah kedatangan Sjafruddin adalah untuk meminta restu jika ditunjuk menjadi Wakapolri menggantikan Komjen Pol Budi Gunawan, Ade enggan berkomentar banyak.
Menurut dia, pergantian Wakapolri merupakan hak Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.
"Pak Syafruddin ngapain minta restu ke saya? Enggak ada urusan dengan parlemen. Beliau ini kalau pun iya (ditunjuk jadi Wakapolri) dan Insya Allah iya, yang teken kan Pak Tito. Atasan Pak Tito Presiden RI. Saya legislatif," kata politisi Partai Golkar itu.
Namun, secara pribadi ia menilai sosok Syafruddin sangat pantas menjadi Wakapolri.
"Mungkin subjektif, tapi sangat sangat oke. Bukan karena teman saya ya. Sangat cocok dan tepat," ujarnya.
Seiring keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Komjen (Pol) Budi Gunawan sebagai Kepala Badan Intelejen Negara (BIN), maka posisi Wakil Kepala Polri yang diduduki Budi harus diisi sosok perwira Polri lain.
Salah satu jenderal bintang tiga Komjen (Pol) Syafruddin mengaku bahwa posisi wakil kepala Polri merupakan keputusan sepenuhnya Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian.
Namun, Syafrudin menegaskan, siap menjalankan amanah itu jika Tito menunjuk dirinya.
"Saya siaplah," ujar Syafruddin.
Sebagai salah satu personel Polri, dia harus siap jika ditunjuk menempati jabatan tertentu.
Ia sendiri mengakui pada Kamis (1/9/2016) kemarin, ia bertamu ke Istana Presiden.
Namun, ia tidak mau memberi komentar perihal maksud kedatangannya itu.(Nabilla Tashandra)