Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Satuan Tugas Kebakaran Hutan dan Lahan (Satgas Karhutla) di Provinsi Riau menyatakan perang terhadap perambah hutan.
Petugas gabungan ini juga terus melakukan upaya tegas yang berefek jera secara terintegrasi dalam penanganan Karhutla, yang menimbulkan asap dan dapat mencemari lingkungan serta merugikan negara termasuk timbulnya komplain komplain dari negara tetangga.
"Sudah cukup kita dibikin pusing oleh mereka, sekarang saatnya kami yang bikin mereka pusing karena ulah mereka sendiri," kata Pangdam I/BB Mayjen TNI L. Pusung saat melaksanakan pemantauan penanganan Karhutla di wilayah Riau, Rabu (7/9/2016).
Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Mayor Jenderal Tatang Sulaiman di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (8/9/2016) mengatakan bahwa Satgas Karhutla telah berjuang tanpa kenal lelah, dihari libur bahkan lebaranpun tetap berupaya mencegah dan padamkan kebakaran yang muncul, bahkan sampai seorang prajurit TNI gugur dalam melaksanakan tugas operasi tersebut.
Pemantauan di lokasi kawasan cagar biosfer di daerah Siak kecil melalui udara terus diintensifkan dengan hasil yang signifikan.
"Ditemukan hutan yang terkesan dibiarkan terbakar atau sengaja dibakar oleh penghuni gubuk yang terdapat di sisi lahan hutan tersebut, barang bukti yang ditemukan telah memperkuat dugaan tersebut dan dilakukan pembersihan terhadap gubuk tersebut," kata Mayjend Tatang.
Dia menjelaskan bahwa untuk memberikan tindakan tegas dan efek jera kepada para perambah dilaksanakan operasi dengan menggunakan dua heli. Yaitu Heli Super Puma TNI AU yang mengangkut personel Paskhas dan Reskrimsus Polda Riau serta Heli MI BNPB yang mengangkut tim pengendali dan media. Target sasaran pelaku dan pembersihan pondok perambah yang melakukan pembakaran hutan dan lahan.
Kasrem 031/WB, Kolonel Czi I Nyoman Parwata memimpin langsung pelaksanaan operasi didampingi oleh Kalaksa BPBD Provinsi Riau, Kadisops Lanud, Kepala BMKG, Ketua Manggala Agni dan insan media cetak serta elektronik.
"Tim Paskhas dan Reskrimsus diturunkan dari Heli Super Puma TNI AU, sementara pemantauan dan pengendalian dilakukan dari pesawat MI BNPB yang tetap berpatroli sampai pelaksanaan operasi selesai," katanya.