Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anti Corruption Comission (Komisi Pemberantasan Korupsi) Bangladesh mengunjungi Komisi Pemberantasan Koruspi RI untuk belajar mengenai metode pencegahan dan Penuntutan korupsi.
Ketua KPK Bangladesh, Iqbal Mahmood, mengaku tertarik belajar dari KPK Indonesia karena berhasil mendapatkan kepercayaan publik yang tinggi.
"Kami harus datang melihat sendiri apa yang sedang terjadi di Indonesia. Belajar cara terbaik dalam hal pencegahan dan Penuntutan korupsi di Indonesia," kata Iqbal di KPK, Jakarta, Kamis (15/9/2016).
Iqbal mengakui, perjalanan ke Indonesia adalah awal perjalanan Banglades dalam memerangi korupsi.
Dalam perjuangan tersebut, Banglades ingin membantu dan dibantu Indonesia.
"Kami telah berdiskusi berbagai isu dan bagaimana KPK (RI) menjalankan fungsinya. Kami juga berdiskusi mengenai kerja sama di masa depan dan kemungkinan untuk menandatangai nota kesepahaman bersama," ungkap Iqbal.
Iqbal optimis, kerja sama yang terjalin antara Bangladesh dan Indonesia berhasil meraih apa yang diharapkan.
Dia mengakui kedua lembaga antikorupsi memiliki tantangan.
Menurut Iqbal, kedua lembaga akan berhasil mengatasi tantangan tersebut dengan kerja sama dan kesepamahan bersama.
Secara khusus, Iqbal sepakat lebih setuju kepada pencegahan dibandingkan penindakan.
Menurut dia penindakan kurang efektif karena layaknya seorang dokter yang baru datang kepada pasien yang sudah meninggal dunia.
"Kami setuju dengan KPK, pencegahan sangat penting dibandingkan memburu pelaku korupsi," kata Iqbal.
Hal lain yang diperoleh Iqbal adalah penanaman antikorupsi kepada generasi muda.
Kata dia, nila-nilai antikorupsi harus ditanamkan kepada generasi muda paling tidak di level SMA.
Sementara itu Wakil Ketua KPK La Ode Muhamad Syarif menyampaikan terimakasih kepada KPK Banglades.
Syarif mengungkapkan mengenai rencana penandatanganan memorandum of understanding itu.
"KPK Bangladesh dan Indonesia bisa bertukar informasi dan kemungkinan untuk memiliki MoU di masa depan. Kita tahu Bangladesh dan Indonesia adalah teman dekat dan saya berharap ini bukan kunjungan terakhir," kata Syarif.