TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menduga, kelompok militan Abu Sayyaf punya informan alias mata-mata di Indonesia.
Pasalnya, saat ini kelompok tersebut dengan mudah melakukan penyanderaan terhadap warga negara Indonesia (WNI).
Untuk itu, pihaknya masih melakukan penyelidikan kemungkinan adanya mata-mata tersebut.
"Ini semuanya sedang diadakan penyelidikan, tapi logika berpikirnya bisa tahu ada kapal berangkat kembali, berarti kan ada informasi, dan informasi itu bisa aja pelayanan kan menginformasikan ke mana, suatu hal yang mudah saja itu," kata Gatot kepada wartawan di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (21/9/2016).
Sementara itu, demi mengantisipasi terjadinya kasus serupa, Gatot mengaku pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Filipina.
"Langkah-langkah yang dilakukan perjanjian seperti Menteri Pertahanan kita sampaikan, jadi selama ini dari Filipina mengawal, di perbatasan kita kawal dengan kapal kita," katanya.
Seperti diketahui, Abu Sayyaf kerap kali melakukan penyanderaan terhadap kapal Indonesia yang sedang melintas di kawasan Filipina.
Dalam kurun waktu satu tahun ini, setidaknya ada tiga kasus penyanderaan yang dilakukan oleh Abu Sayyaf terhadap WNI.