Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Nyoman Dhamantra mengapresiasi aksi yang dilakukan oleh Pasubayan Desa Adat/Pakraman Bali pada hari ini, Minggu (25/9/2016).
Aksi tersebut digelar memperingati hari Maritim Dunia dan peringatan Puputan Badung ke 110 yang dimulai dari lapangan Puputan Badung menuju Serangan yang di ikuti dengan Penolakan Reklamasi Teluk Benoa.
" Semangat Puputan Badung ini diharapkan mampu mewarisi nilai jiwa merah putih dan sekaligus nilai juang untuk mengisi kemerdekaan dengan pembangunan yang memiliki keberpihakan kepada rakyat dan sekaligus melindungi hak tradisional," kata Nyoman dalam keterangan tertulis, Minggu (25/9/2016).
Nyoman mengungkapkan diantara pengirab bendera terdapat beberapa warga yang dikriminalisasi diantaranya: I Gusti Putu Dharma Wijaya alias Gung Omleth , Putu Agus Wirasmana alias Jimi dan Putu Gent.
"Keikutsertaan 3 warga ini sebagai pemegang bendera kirab dengan jarak tempuh 11 km adalah sebagai jawaban atas tudingan dan fitnah kepada mereka dan menunjukan bahwa mereka sangat cinta NKRI dengan cara berjuang menyelamatkan Teluk Benoa" tegasnya.
Menariknya, kata Nyoman, pelepasan Kirab diawali dengan Tarian dan Puisi dari Cok Sawitri yang mengisahkan Perang Puputan Badung. Lalu dilanjutkan dengan menyanyikna Lagu Indonesia. Pada puncak acara pelepasan, peserta Kirab dilepas oleh tiga orang sesepuh Veteran pejuang kemerdekaan, diwakili oleh Bapak Rugeg (99) yang berasal dari desa Kerambitan Tabanan Bali.
" Sebelum menyerahkan bendera kepada pimpinan barisan kirab, Bapak Rugeg menyampaikan agar warga terus berjuang menyelamatkan Teluk Benoa dari Reklamasi," imbuh Anggota Komisi VI DPR itu.
Sementara itu Kordinator Gerakan ForBali, Gendo Suardana menilai kegiatan itu sebagai penghormatan Masyarakat Bali pada sejarah kebesaran Perang Puputan Badung dalam melawan penjajahan kolonialisme Belanda. Saat ini hal tersebut dimaknai sebagai tekad berjuang habis-habisan untuk menyelamatkan Teluk Benoa sebagai bagian dari NKRI.
" Semangat Puputan Badung Kami maknai sebagai wujud perjuangan sampai titik darah penghabisan demi menyelamatkan Teluk Benoa dari eksploitasi berupa reklamasi. Ini adalah wujud jiwa nasionalisme Kami yang setia kepada NKRI dengan cara menjaga Teluk Benoa sebagai bagian dari pesisir negara ini," kata Gendo.
"Kegiatan ini sekaligus jawaban bagi fitnah-fitnah keji yang menuding gerakan rakyat Bali tolak reklamasi sebagai gerakan anti NKRI, separatis, menghina bendera negara dan berbagai tudingan lain yang tidak sesuai dengan fakta yang ada," tambahnya.