Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kasus kekerasan yang diduga dilakukan oknum TNI terhadap jurnalis NET TV Sony Misdananto di Madiun, Jawa Timur, Minggu (2/10/2016), membuka luka bagi jurnalis Indonesia.
Ketua Umum Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI), Yadi Hendriana, menegaskan TNI sebelumnya telah berjanji untuk tidak mengulang kekerasan terhadap jurnalis.
"Jajaran TNI itu sudah berjanji, kejadian (kekerasan terhadap jurnalis) ini tidak akan terulang," ujar Yadi, dalam Konferensi Pers di Gedung Dewan Pers, Jakarta Pusat, Senin (3/10/2016).
Lanjut dia, permasalahan yang terjadi terhadap Sony sangat serius karena TNI tidak menepati janjinya.
"Ini benar-benar serius, karena apa yang terjadi kepada Sony di Madiun seharusnya tidak terjadi," kata dia.
Yadi pun geram saat mendengar kabar bahwa jurnalis NET TV tersebut tidak mendapatkan keadilan, yakni pendampingan dari tim advokasi.
"Kami juga mendapatkan informasi yang sama bahwa pemeriksaan yang terjadi saat ini, bahwa yang bersangkutan (Sony) tidak dapat pendampingan dengan baik dari tim advokasi," katanya.
Pernyataan sikap tersebut pun dihadiri pula Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono, Ketua Dewan Pers Yosep 'Stanley' Adi Prasetyo, serta anggota Dewan Pers Ratna Komala.
Sebelumnya, seorang kontributor NET TV, Sony Misdananto (30) dikabarkan menjadi korban penganiayaan oknum TNI saat bertugas meliput di Kota Madiun, Jawa Timur, Minggu (2/10/2016) siang.