Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Energi Ferdinand Hutahaean menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengangkat orang yang salah dan tidak tepat diposisi Menteri ESDM.
Ia menegaskan, menjadi Menteri ESDM bukan masalah berani atau tidak.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) ini, juga menyebut menjadi menteri lebih pada menguasai masalah dan tahu solusinya apa terhadap persoalan yang ada di Kementerian ESDM.
"Jadi Menteri bukan masalah berani atau tidak tapi adalah menguasai masalah dan tau solusinya apa. Ini yang paling penting," tegas Ferdinand kepada Tribunnews.com, Jumat (15/10/2016).
Kalau masalah berani saja, dia pikir preman di terminal jauh lebih berani dibanding Jonan.
Sangat disayangkan keputusan Presiden Jokowi kali ini yang mengangkat Jonan yang tidak punya kapasitas di bidang energi. Pun tidak punya rekam jejak di bidang energi.
"Artinya Jonan tidak paham tentang energi. Tapi apapun itu, presiden telah melantik Jonan dan kita hargai itu," ujarnya.
Presiden Jokowi meyakini Ignasius Jonan dan Arcandra Tahar mampu berkerja sama dalam menyelesaikan masalah dalam sektor energi di Indonesia.
Jokowi menilai, keduanya memiliki kompetensi untuk memimpin Kementerian ESDM dan melakukan reformasi besar-besaran. Bagi Jokowi, keduanya memiliki karakter berani.
"Saya tahu dua-duanya keras kepala, tapi suka terjun ke lapangan," kata Jokowi sesusai melantik Jonan dan Arcandra di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/10/2016).
Presiden memutuskan melantik Jonan sebagai Menteri ESDM dan Arcandra sebagai Wakil Menteri ESDM.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan bahwa pelantikan ini merupakan isu managemen. Ia meminta tidak ditarik ke isu personal atau politik. (*)