TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul disebut akan mendapatkan tempat di Istana Kepresidenan.
Alasan tersebut ditengarai menjadi alasan lain di balik rencana mundurnya Ruhut sebagai anggota Dewan.
Kepada media, Ruhut mengatakan bahwa dia ingin total memenangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta.
Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil mengatakan, informasi Ruhut bakal mendapat posisi di Istana beredar di kalangan anggota Komisi III.
Namun, diakui Nasir, itu masih sebatas isu.
"Saya dengar begitu. Beliau mungkin jadi juru bicara salah satu pembicara istana atau masuk tim bersama Teten (Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki)," ujar Nasir saat dihubungi, Jumat (21/10/2016).
Dikonfirmasi terpisah, Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman juga mengatakan hal tersebut.
Menurut Benny, Ruhut pernah menyampaikan informasi bahwa dirinya diangkat menjadi bagian dari Kantor Staf Presiden (KSP).
Oleh karena itu, Benny yang merupakan rekan satu partai Ruhut menganggap keputusan mundur Ruhut adalah keharusan.
"Karena dia diangkat jadi staf KSP. Menurut dia, SK-nya sudah. Ya harus mundur dong. Bagus. Kenapa lama sekali?" kata Benny.
Menurut Benny, informasi tersebut disampaikan Ruhut di depan pimpinan Komisi III.
Supaya tak ada hambatan, Benny menyarankan agar mantan Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat itu segera mundur.
"Supaya jangan ada hambatan. Jangan Abang dua kaki begitu enggak jelas," ujarnya.
Benny menambahkan, selain itu, alasan mundurnya Ruhut juga bisa jadi karena dia masih tersangkut kasus dugaan pelanggaran kode etik di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR.
Mundurnya Ruhut, kata dia, tak ada hubungannya dengan Ahok.
"Mungkin siasat karena kasusnya di MKD dia cepat-cepat. Itu akal bulusnya Ruhut. Enggak ada hubungannya sama Ahok," ucap Benny.
Namun, hal tersebut dibantah Ruhut. Ia mengaku tidak tahu ada tawaran dari Istana untuknya.
"Ah, enggak. Gosip dari mana itu? Enggaklah. Awak ini apalah," ujar Ruhut.
Ia menegaskan, kemunduran dirinya sebagai anggota DPR adalah murni untuk memenangkan pasangan Ahok-Djarot.
"Aku kan jurkam timses Ahok. Karena itu, aku mengundurkan diri dari DPR. Kan aku kalau kerja total," kata dia.
Ruhut mengaku akan mundur sebagai anggota DPR.
Langkah itu akan dilakukannya dalam masa reses DPR pada 28 Oktober 2016.
Surat pengunduran diri akan disampaikan Ruhut kepada Demokrat pada masa reses.
Ruhut mengaku memilih mundur agar total memenangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI 2017.
Sementara Demokrat mendukung pasangan Agus Harimurti Yudhoyono - Sylviana Murni.
"Saya reses ini nanti akan mengundurkan diri. Karena saya mau fokus. Ibarat pepatah, aku mandi basah, tidak pernah setengah-setengah," kata Ruhut.(Nabilla Tashandra)