TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Narkotika Nasional Budi Waseso menilai, peredaran narkoba terjadi karena ketidakpahaman masyarakat.
Sebagian yang menjadi pecandu narkoba, kata dia, sebenarnya tidak pernah berniat untuk mencicipi barang haram itu.
Namun, pengedar narkoba kerap kali memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat untuk mendapatkan keuntungan.
Ia pun mengibaratkan fenomena ini seperti ajaran Dimas Kanjeng Taat Pribadi yang mengaku bisa menggandakan uang dengan ilmu gaibnya.
Menurut Budi, karena ketidaktahuan, banyak yang percaya dan mengikuti ajaran Dimas Kanjeng.
"Jadi ini karena ketidaktahuan, persis seperti ajaran Dimas Kanjeng," kata Budi dalam diskusi dua tahun pemerintahan Jokowi-JK, di Kantor Staf Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/10/2016).
Pria yang akrab disapa Buwas ini, mencontohkan, sejumlah kasus yang terjadi di pondok pesantren.
Menurut dia, ada upaya untuk menyebarkan ekstasi dengan memanfaatkan ketidaktahuan para santri. Ekstasi itu diedarkan sebagai obat kuat.
"Wah ini ada obat kuat, biar bisa zikir sampai pagi. Padahal itu ekstasi. Dikasih juga ke kiai mereka karena kiai juga tidak tahu," ujar Buwas.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Budi mengatakan, jajarannya sudah melakukan sosialisasi melalui media massa.
Sayangnya, menurut dia, masalah narkoba kurang menarik perhatian masyarakat sehingga sosialisasi tidak berjalan maksimal.(Ihsanuddin)