"Saat itulah kami memberikan pembekalan dan pengertian kepada mereka termasuk anggota komunitas kami. Untuk para siswa kami selalu megatakan jangan pernah telanjang di depan kamera. Minimal dengan informasi tersebut mereka bisa membentengi diri," katanya.
Selain itu di grup FB Komunitas Aos, juga ada filter untuk foto-foto yang diunggah oleh pengikut grup. "Filter ini dilakukan agar jangan sampai ada foto-foto yang tidak layak dilihat masyarakat umum karena banyak anak anak sekolah yang menjadi anggota grup kami," ujar dia.
Fenomena model usia anak yang mengalami pelecehan sudah menjadi rahasia umum termasuk juga penyalahgunaan foto. Hal tersebut diungkapkan Betty Kumala Febriawati, psikolog klinis di RSUD Blambangan Banyuwangi, Kamis (20/10/2016).
Menurut dia, ketika para model yang usianya masih belum dewasa masih mencari jati diri dan butuh pengakuan serta masih belum bisa bertanggung jawab atas keputusan yang mereka ambil.
"Usia usia puber itu mereka masih menunjukkan ini lo aku. Dan mereka melakukan sesuatu hanya karena suka, tidak melihat kedepan. Kalau kategori usia dikatakan dewasa sekitar 22 tahun ketika mereka sudah bertanggung jawab dengan perilakunya," jelas Betty.
Apalagi menurutnya, pengaruh lingkungan dan tayangan televisi serta internet mempunyai andil besar dengan gaya hidup anak anak dan remaja saat ini. "Sekarang siapa yang tidak tertarik melihat artis-artis atau model-model yang ada di televisi. Banyak uang dan terkenal. Bisa jadi hal tersebut menjadi pemicu anak anak untuk melakukan berbagai macam cara agar sama dengan mereka," jelasnya.
Tetapi bahaya besar yang mengancam untuk model model yang berusia anak, menurut Betty, bukan hanya pelecehan tapi juga memancing para pedofil untuk keluar.
"Di luar sana monster-monster paedofil sedang mengintai anak-anak kita dan itu yang jarang di sadari oleh kita orang tua. Memang keliatannya lucu, cantik saat di foto tapi saat diunggah kita tidak pernah tahu siapa yang akan mengunduh foto itu dan bisa jadi akan disalahgunakan. Bisa untuk prostitusi dan trafficking. Apalagi jika data alamat rumah dan sekolah jelas. Itu sangat rawan sekali," jelasnya.
Awalnya mungkin hanya dilihat, tapi menurut Betty, tidak menutup kemungkinan paedofil mempunyai keinginan untuk memiliki. “Dan itu sangat bahaya sekali untuk anak-anak kita,” tegasnya.
Ia menjelaskan, jika anak-anak yang mengalami pelecehan dan pencabulan bisa mengalami post syndrome traumatic disorder atau gangguan stress pasca trauma termasuk mereka para model pemula yang usianya masih di bawah umur.
"Jika tidak ditangani secara intens, korban bisa jadi menyakiti dirinya sendiri bahkan hingga bisa bunuh diri," jelasnya.
Perempuan berhijab ini juga menekankan tidak masalah jika anak anak bercita cita menjadi model asalkan mereka diberi pembekalan untuk bisa jaga diri dan bisa membedakan mana yang benar dan salah serta didampingi oleh orang tua atau kerabat yang sudah dewasa.
"Tapi yang terpenting adalah jangan pernah telanjang di depan kamera apapun itu alasannya. Mereka harus berani menolak," jelasnya.
Untuk mengantisipasi pelecehan dan bahaya paedofilia, menurut Betty, semuanya harus mengambil peran mulai dan keluarga hingga negara.
"Orang tua dan lingkungan harus ikut mengawasi termasuk tidak terlalu masif mengunggah foto anak-anak kita di internet. Fotografer juga harus mengetahui tentang hak-hak anak serta memahami jika anak-anak dilindungi oleh undang-undang dan jika dilanggar maka akan ada hukuman yang berlaku untuk mereka," katanya.
Penulis : Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati