News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KPK Periksa Anggota DPR Elion Numberi Terkait Suap Kementerian PUPR

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memanggil anggota DPR Elion Numberi, terkait kasus penerimaan hadiah terkait proyek di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun anggaran 2016.

Elion Numberi akan dimintai keterangannya untuk melengkapi berkas penyidikan tersangka Balai Pelaksanaan Jalan Nasional IX Amran HI Mustary.

"Diperiksa sebagai saksi untuk tersangka AHM (Amran HI Mustary)," kata Pelaksana Harian Kepala Biro Humas KPK, Yuyuk Andriati, Jakarta, Selasa (4/11/2016).

Sebelumnya, Elion dipanggil KPK pada 1 November 2016. Akan tetapi, politikus Partai Golkar itu tidak hadir memenuhi panggilan KPK.

Elion Numberi disebut turut menerima dari mantan Direktur PT Windhu Tunggal Utama Abdul Khoir. Keterangan tersebut disampaikan kuasa hukum Amran, Hendra Karianga.

Hendra mengatakan seluruh pimpinan dan para anggota Komisi V DPR yang turut serta dalam kunjungan kerja ke Maluku pada pertengahan 2015 menerima uang dari Abdul Khoir.

"Pendalaman tentang 20 anggota komisi V yang melakukan kunker ke Maluku, karena mereka semua telah menerima uang dari Abdul Khoir dan melalui pak Amran. Jadi ditanya nama-nama siapa, berapa jumlahnya," kata Hendra di KPK, Jakarta, Jumat (28/10/2016).

Dikatakan Hendra, Ketua Komisi V dari Partai Gerindra, Fary Djemi Francis dan Wakil Ketua Komisi V Michael Wattimena juga menerima uang dari Abdul Khoir. Hendra menuturkan untuk pimpinan Komisi V mendapat masing-masing Rp 50 juta sementara untuk anggota lainnya menerima Rp 35 juta.

Menurut Hendra, uang untuk delapan anggota Komisi V diserahkan Abdul Khoir itu melalui Amran. Dua diantaranya yakni, bekas Anggota Komisi V dari fraksi PDIP Damayanti Wisnu Putranti dan anggota Komisi V dari fraksi Golkar Ellion Numberi.

Kasus tersebut bermula dari operasi tangkap tangan Damayanti Wisnu Putranti. Sehubungan telah diterimanya permohonan menjadi justice collaborator (saksi pelaku yang bekerja sama), Damayanti mengaku akan membongkar siapa saja yang terlibat.

KPK telah menetapkan tujuh orang tersangka yakni, Damayanti Wisnu Putranti dari Fraksi PDIP, Budi Supriyanto dari Fraksi Golkar dan Andi Taufan Tiro dari Fraksi PAN. Ketiganya diduga menerima fee hingga miliaran rupiah dari Direktur PT Windu Tunggal Utama, Abdul Khoir.

Sementara tersangka lainnya adalah Kepala BPJN IX Maluku dan Maluku Utara Amran HI Mustariā€Ž, Abdul Khoir serta dua rekan Damayanti, Dessy A Edwin dan Julia Prasetyarini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini