Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmullia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden RI ke 6, Susilo Bambang Yudoyono selama ini dikenal sebagai orang yang santun.
Dengan gaya santun itu juga presiden yang akrab dipanggil SBY itu melakukan komunikasinya selama sepuluh tahun memimpin negri.
Namun pada konfrensi pers di Cikeasa pada Rabu kemarin, (2/11/2016), SBY mengeluarkan pernyataan yang tidak biasa.
Pernyataan tersebut antara lain adalah kritiknya kepada pemerintah yang menyertakan istilah "Lebaran Kuda."
Peneliti Lembaha Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris, menilai perubahan prilaku SBY itu perlu disoroti.
"Beliau mendegradasikann diri sendiri," ujarnya saat dihubungi wartawan.
Selain saat masih menjabat sebagai presiden SBY juga dikenal hampir tidak pernah emosional.
Namun dalam pernyataannya di kediaman SBY di Cikeas, Jawa Barat hari Rabu kemarin, SBY dapat dikatakan emosional.
Terutama terkait kritikannya terhadap sikap pemerintah soal kasus penistaan agama yang menyeret Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Saya cendrung melihat demikian, sebab beliau emosional dalam menyampaikan konpers itu. Kalau (jadi) saya, (saya akan mengatakan) kita percayakan pada pemerintah untuk menegakkan hukum terkait penistaan agama. Biarkan hukum yang bekerja," ujarnya.
Selain merupakan mantan presiden, SBY juga merupakan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat.
Partai tersebut adalah partai pengusung utama pasangan Agus Yudoyono - Sylviana Murni. Agus adalah putra sulung dari Presiden RI ke 6.