TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik, Ray Rangkuti menyayangi massifnya isu suku, agama, ras dan antargolongan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) DKI Jakarta.
Menurut catatannya, isu SARA mulai mewarnai Pilkada sejak satu tahun lalu namun yang paling massif di Jakarta.
"Isu SARA sudah muncul sejak satu tahun terakhir. Dari 101 Pilkada tahun depan, isu SARA hanya massif di Jakarta, di Banten saja yang dekat Jakarta tidak ada," kata Ray di Jakarta, Kamis (10/11/2016).
Ray menilai, massifnya isu SARA saat Pilkada DKI Jakarta menimbulkan kecurigaan bahwa ada orang yang sengaja menggelontorkan isu tersebut.
Menurutnya, tidak sulit menduga bahwa memang ada yang diuntungkan dengan isu SARA ini.
"Dugaan saya, segitu pentingkah Pilkada DKI ini? Seolah seluruh mata tertuju di Jakarta," ujar Ray Rangkuti.
Masih kata Ray, secara elektoral Jakarta tidak begitu memiliki peran yang strategis bahwa hanya ada 7 juta pemilih saja.
Menurutnya, jumlah elektoral di Jakarta jauh berbeda dengan Jawa Timur yang mencapai puluhan juta.
"Jakarta pertarungan penuh gengsi. Trennya kepala daerah yang berprestasi berpeluang jadi Capres. Di Jakarta tren itu muncul," kata Ray Rangkuti.