News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ini Tiga Tantangan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek hadiri rapat koordinasi (rakor) penanganan dan pencegahan obat palsu dan obat ilegal di Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (15/9/2016).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek mengatakan, tantangan pembangunan kesehatan Indonesia saat ini adalah masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular dan penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi muncul kembali.

Mengacu data Global Burden of Disease 2010 dan Health Sector Review 2014 menyebutkan bahwa kematian yang diakibatkan oleh penyakit tidak menular (PTM) yaitu Stroke menduduki peringkat pertama.

Padahal tiga puluh tahun lalu, penyakit menular seperti ISPA, Tuberkulosis dan Diare merupakan penyakit terbanyak dalam pelayanan kesehatan.

Pergeseran pola penyakit ini ditengarai disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat.

“Ini menjadi ancaman bagi bangsa kita. Usia produktif dengan jumlah besar yang seharusnya memberikan kontribusi pada pembangunan, justru akan terancam apabila derajat kesehatannya terganggu oleh PTM dan perilaku hidup yang tidak sehat”, tutur Nila saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016 di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Dikatakannya,  pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung dengan kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan, menciptakan sumber daya kesehatan yang berkualitas serta dukungan regulasi.

Di samping itu, pembelajaran di era jaminan kesehatan nasional (JKN) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS) yang dijalankan oleh BPJS Kesehatan anggaran banyak terserap untuk membiayai penyakit katastropik, yaitu PJK, Gagal Ginjal Kronik, Kanker, dan Stroke.

Terlebih, pelayanan kesehatan peserta JKN masih didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar.

Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara.

“Upaya mengurangi beban anggaran harus sejalan dengan perubahan paradigma bahkan perilaku masyarakat untuk lebih berparadigma sehat dan menerapkan pola hidup yang sehat”, ujar Menkes.

Menkes menegaskan bahwa kesadaran masyarakat terhadap kesehatan harus dibangkitkan. Terlebih, kesehatan merupakan anugerah Tuhan yang indah dan sangat berharga.

“Sehat itu harus dijaga, biasakan bergaya hidup yang sehat, dan berpartisipasi aktif dalam jaminan kesehatan nasional. Nantinya akan terbangun kemandirian masyarakat yang sadar akan kesehatan sehingga dapat terwujud bangsa Indonesia yang kuat”, tutur Menkes.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini