TRIBUNNEWS.COM – Mengulangi kesuksesan di Jailolo dan Belitung, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) kembali mengadakan 3ENDS di Kota Bandung.
3ENDS adalah Upaya Penjangkauan Masyarakat yang dilakukan KPPPA untuk mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan orang dan mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan.
Menurut Entin Kartini, Ketua Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Kota Bandung (BPPKB), pemerintahan kota Bandung sangat menyambut baik Upaya Penjangkauan oleh KPPPA ini.
“Program ini sejalan dengan cita-cita Pemkot Bandung yang ingin jadi kota layak dan ramah anak,” ungkap Entin.
Menurut Entin Upaya Penjangkauan Masyarakat 3ENDS kali ini akan berbeda dengan dua tempat sebelumnya yang hanya fokus pada satu permasalahan.
“Di Bandung ini kami akan fokus pada semua permasalahan yang ingin diakhiri oleh KPPPA, yaitu mengakhiri kekerasan perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan orang dan mengakhiri ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan,” ungkap Entin.
Rencananya, Upaya Penjangkauan Masyarakat oleh KPPPA ini akan dilakukan pada tanggal 19-20 November 2016.
“Dalam dua hari itu, akan dilakukan empat kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut akan dilakukan di tiga lokasi yang ada di kota Bandung,” ujar Entin.
Entin menambahkan, tiga lokasi tersebut memiliki tema yang berbeda. Misalnya di Taman Musik Bandung bertema “Akhiri Perdagangan Orang”, di Taman Cibeunying bertema “Akhiri Ketidakadilan Akses Ekonomi Untuk Perempuan” dan terakhir di Jalan Sukarno yang bertema “Akhiri Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”.
Selain acara di ketiga tempat tersebut, akan diadakan juga seminar yang menghadirkan tamu-tamu dari KPPPA, tokoh-tokoh inspiratif, para pelaku pemberdayaan perempuan, dan masih banyak lagi.
Entin pun berharap nantinya upaya penjangkauan masyakarat ini akan berdampak besar terhadap tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang dan ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan.
“Kami berharap upaya penjangkauan masyarakat ini akan membuat angka kekerasan perempuan dan anak, perdagangan orang, dan ketidakadilan akses ekonomi untuk perempuan menjadi nol, sehingga Bandung tak hanya menjadi kota ramah dan layak anak, tapi juga ramah dan layak bagi perempuan,” ungkap Entin.