News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

UIN Jakarta: Sikap Kapolri Mendinginkan Suasa Jelang ''Aksi 212'' Patut Diapresiasi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MEMERANGI RADIKAL - Sekretaris Jenderal PBNU H Helmy Faishal Zaini ,Kapolri Jenderal Tito Karnavian,Ketua Umum PBNU Said Aqil,,Kapolri Jenderal Tito Karnavian, (kiri kanan) dalam acara : Membangun Silaturahmi dan Mewujudkan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat' di kantor PBNU, Jl Kramat Raya, Jakpus, Minggu (27/11/2016).Tito mengajak NU untuk bersama-sama memerangi paham radikal. Warta Kota/henry lopulalan

Pengamat: Kinerja Kapolri Layak Diapresiasi

TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Sikap Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian dalam menghadapi rencana aksi besar organisasi-organisasi massa pada Jumat (2/12/2016), layak mendapat apresiasi.

Setidaknya, kelayakan tersebut diutarakan akademisi politik Islam Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Ali Munhanif PhD. 

"Sikap Kapolri Tito Karnavian patut diapresiasi. Sebab, ia mengedepankan pendekatan komunikasi yang lebih persuasif dan elegan ketika menghadapi tuntutan tokoh ormas Islam. Sikap itu bisa memengaruhi situasi agar menjadi 'dingin'" tutur Ali Munhanif, Rabu (30/11/2016).

Tokoh-tokoh pemimpin aksi massa "212" yang akhirnya mau mengonsentrasikan aksi di Monumen Nasional (Monas) dan tak jadi menggelar salat Jumat di jalanan, menjadi parameter keberhasilan sikap Tito.

"Sejak awal janji kepolisian untuk menangani perkara dugaan penistaan agama yang melibatkan Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, atau Ahok, secara transparan dan tegas sudah dibuktikan dan kita semua menghormatinya " sambung Ali yang juga Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (PSKP) UIN Jakarta ini.

Menurut Ali, penetapan calon Gubernur DKI Jakarta itu sebagai tersangka menandakan penanganan perkara sesuai prosedur hukum.

Selain itu, Ali juga menilai komunikasi yang dilakukan kapolri Tito untuk meredam potensi kerusuhan terkait wacana demonstrasi 2 Desember, terutama komunikasi dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Front Pembela Islam, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI, juga patut diacungi jempol.

"Komunikasi ini penting untuk meredam gejolak, dan menjadi bagian dari pendidikan politik yang patut ditiru penyelengara negara dan juga masyarakat pada umumnya," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini