TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rachmawati Soekarnoputri menyangkal melakukan makar terhadap pemerintah. Bagi Putri dari Presiden RI Soekarno ini dirinya tidak mungkin melakukan makar lantaran memahami betul rambu-rambu hukum di Indonesia.
"Ini saya membantah dengan keras bahwa saya tidak melakukan makar sama sekali dan tidak ada upaya untuk melakukan makar terhadap pemerintah yang sekarang," kata Rachmawati saat jumpa pers di kediaman di Jalan Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jakarta, Rabu (7/12).
Rachmawati tidak sendiri saat menggelar keterangan pers. Ia didampingi penasihat hukum, Yusril Ihza Mahendra dan Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) Teguh Santosa.
"Saya bagaimanapun juga sebagai putri Proklamator, pendiri bangsa ini, dan tentunya saya sebagai anak ideologis, saya tahu rambu-rambu hukum, dan saya tahu segala persoalan yang berkaitan dengan apa itu artinya makar. Jadi, dengan ini saya membantah keras," ucapnya.
Beberapa kali, adik Megawati Soekarnoputri itu mengulang kalimat dirinya membantah berupaya atau melakukan makar.
Untuk diketahui, Rachmawati ditangkap polisi di Jakarta pada pukul 05.00 WIB, Jumat (2/12) lalu. Penangkapan Rachmawati itu dilakukan menjelang aksi doa bersama di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Rachmawati dibawa oleh aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya menuju Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Selain Rachmawati, sejumlah orang lain juga ditangkap pada hari itu, yaitu Ahmad Dhani, Ratna Sarumpaet, Sri Bintang Pamungkas, Kivlan Zein, Adityawarman, Jamran, Eko, dan Rizal Khobar.
Rachmawati Soekarnoputri malah bertanya balik kepada wartawan ketika dia ditanya soal isu adanya transfer dana sebesar Rp 300 juta untuk upaya makar yang disangkakan kepadanya.
"Kalau soal transfer itu, dana ke mana pertanyaan saya. Kalau misalnya untuk demo, di dalam surat ke polda, orang demo itu kan perlu logistik, makan, minum, itu biasa," ungkapnya.
Rachmawati menilai, besaran dana Rp 300 juta untuk makar tidaklah cukup.
"Umpamanya ada uang Rp 300 juta untuk makar, cukup apa enggak? Itu paling untuk jajan makan bakso, minum," kata Rachmawati.
Ia mengatakan kerap mendapat proposal pengajuan dana dari pihak tertentu untuk kegiatan sosial. "Tapi kan saya pilih-pilih dan saya kan bukan kongloemerat di sini," kata Rachmawati.
Ia juga membantah dirinya meminta-minta dana ke konglomerat untuk kegiatannya.
"Lalu sponsor dari mana, saya enggak pernah minta-minta sama konglomerat," ujar Rachmawati.
Soal tudingan tentang adanya pertemuan di rumahnya, Rachmawati mengatakan ia punya berbagai kegiatan, misalnya bertemu teman atau untuk kegiatan mengurus kampus Universitas Bung Karno (UBK).
"UBK kan juga saya pimpim walupun dari rumah. Jadi kalau ada rapat-rapat secara berkala untuk evaluasi UBK," kata Rachmawati.
Sebelumnya, Praktisi hukum, Eggi Sudjana melaporkan penyebar gambar yang menuduhnya sebagai salah satu penyandang dana aksi makar ke polisi. Ia merasa nama baiknya tercemar karena namanya tercantum di gambar yang telah menyebar luas di media sosial tersebut.
Dalam gambar tersebut, Eggi disebut sebagai anggota dari Gerakan Oposisi Nasional. Dalam gambar itu juga diterangkan bahwa dia dibawahi oleh aktivis perempuan Ratna Sarumpaet.
"Yang jelas, pasti ini suatu fitnah yang sangat luar biasa. Karena kita tahu, demo 2 Desember kemarin adalah murni ibadah. Kedua, saya tidak pernah menamakan diri sebagai Gonas di sini. Dan saya juga tidak pernah di bawah koordinasi Ratna Sarumpaet," ujar Eggi usai membuat laporan di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polda Metro Jaya, Selasa (6/12) lalu.
Selain Eggi dalam gambar tersebut juga mencantumkan tokoh-tokoh seperti, Tommy Soeharto, Said Iqbal, Munarman, Rizieq Sihab, Ratna Sarumpaet, Ahmad Dhani, Rachmawati Soekarno Putri, Bachtiar Nasir, Muhsin Alatas, Sri Bintang Pamungkas, Eko Suryo, Kivlan Zein, Adityawarman, Budi Sujana, Habiburahman, Baris Silitonga, Dahlia Zein, Rusdi dan Firza Husein.
Dalam bagian atas gambar tersebut tertulis "Donatur Aksi 'Bela Islam' ke Arah Makar".
Eggi mengungkapkan pertama kali dirinya mendapat gambar tersebut dari seorang wanita bernama Julia pada Jumat 2 Desember 2016 lalu. Kepada Eggi, Julia mengaku sebagai penasihat Tommy Soeharto.
"Saya pertama dapat ini lewat WA, dari Saudari Julia. Julia ini saya kenal begitu saja. Tapi, setelah saya tanya-tanya dan konfirmasi kepada dia langsung, dia mengaku sebagai penasihat Tommy Soeharto," ucap Eggi.
Dalam laporan ini, Eggi belum mencantumkan nama pelapornya. Sebab saat ini, polisi masih menyelidiki siapa penyebar awal gambar itu.
Laporan yang dibuat Eggi, tercantum dalam laporan polisi bernomor LP/5984/XII/PMJ/Ditreskrimsus tertanggal 6 Desember 2016. (rizal bomantama/valdi arief)