TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan adanya kesalahan dalam pendataan terkait jumlah korban yang meninggal pasca gempa berkekuatan 6,4 SR di Provinsi Aceh Rabu lalu (7/12/2016)
"Ini adalah hal yang wajar mengingat kondisi saat darurat bencana dan belum terbangun posko tanggap darurat sehingga seringkali data dari berbagai sumber," ujarnya dalam pernyataanya yang diterima tribunnews.com, Jumat (9/12/2016).
Dijelaskan, Pos Komando Utama yang berlokasi di Pidie Jaya menyebutkan total korban jiwa meninggal dunia adalah 100 orang dan sudah berhasil diidentifikasi 92 orang yaitu di Pidie Jaya 88 jiwa, Bireuen 2, dan Pidie 2.
Sedangkan korban luka berjumlah 589 jiwa, dengan rincian luka berat 127 jiwa dan luka ringan 462.
Sebelumnya dilaporkan 102 orang meninggal.
"Namun setelah dilakukan verifikasi dalam rapat koordinasi, ternyata ada pelaporan korban dengan 2 nama berbeda pada seseorang korban sehingga terdata dua kali. Dengan demikian total korban meninggal adalah 100 jiwa," jelasnya.
Tim SAR Gabungan kini memfokuskan mencari korban di 5 titik pencarian Kelima titik tersebut berlokasi di Leung Putu, Mereudu, Uleeglee, Trenggading, dan Darul Ulu. Kelima lokasi ini berada di Kabupaten Pidie Jaya.
"Tim SAR gabungan yang dipimpin oleh Basarnas berjumlah 484 personel. Tim Basarnas sendiri berjumlah 140 personel yang berasal dari beberapa wilayah, seperti Jakarta dan Jambi," ungkap Sutopo.
"Target utama pencarian reruntuhan pasar dan ruko di Mereudu.Upaya pencarian kami berakhir setelah tidak ada lagi laporan warga yang hilang dari masyakarat," ujar Barokna, Koordinator Komunikasi Basarnas.
Pencarian gedung menggunakan alat-alat berteknologi canggih seperti life locator, life detector, search cam, dan Pal CSSR.
Hari ini Jakarta Rescue menerjunkan dua anjing pelacak untuk membantu upaya pencarian di Mereudu.Dalam operasi pencarian, tantangan dihadapi personel SAR ketika menemui reruntuhan berjenis pancake, biasanya pada bangunan bertingkat.
Terkait keamanan di lapangan, Barokna mengatakan bahwa Basarnas sebagai leading sektor pencarian dan penyelamatan menetapkan seleksi ketat dalam melibatkan relawan SAR.