News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

George Aditjondro, Penulis Buku ''Membongkar Gurita Cikeas'' Tutup Usia

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Almarhum George Aditjondro semasa hidupnya saat peluncuran bukunya yang kontroversi Membongkar Gurita Cikeas.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - George Junus Aditjondro meninggal dunia di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (10/12/2016) pagi pukul 04.45 WIB.

Aktivis dan penulis buku kontroversial 'Membongkar Gurita Cikeas', ini meninggal pada usia 70 tahun.

Kabar mengenai meninggalnya Aditjondro dihembuskan oleh Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri di twitter-nya.

"Duka mendalam wafatnya seorang tokoh reformasi. Guru&mentor politik sy semasa mahasiswa di Salatiga: George Junus Aditjondro. Rest in peace," cuit akun tersebut, Sabtu (10/12/2016).

Almarhum meninggal dunia karena sakit stroke yang dideritanya sejak lama.

Nama George Aditjondro tidak asing bagi dunia akademisi.

Sosiolog ini dulu pernah menjadi seorang wartawan.

Tulisannya sangat tajam dan di era Orde Baru dikenal sebagai pengkritik pemerintahan Soeharto, terutama soal korupsi.

Namanya kembali mencuat setelah menulis sebuah buku kritik keras terhadap pemerintahan SBY berjudul "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century".

Buku ini diterbitkan pada akhir Desember 2009 saat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjabat Presiden RI.

Menuai kontroversi, buku ini sempat dilarang diedarkan di sejumlah tokoh buku dan ditarik dari pasaran.

Dilihat dari judul bukunya "Membongkar Gurita Cikeas: Di Balik Skandal Bank Century", tentu saja isinya tak jauh dari persoalan di lingkaran Presiden SBY.

Penyebutan Cikeas sebagai istilah yang kerap dipakai untuk menamai tempat tinggal SBY di Cikeas Bogor.

Sejumlah hal dibahas di dalam buku itu.

Termasuk soal Skandal Century yang pernah marak di era pemerintahan SBY.

Catatan Tribunnews.com saat diskusi berjudul Cikeas Kian Menggurita di gedung DPR, Selasa 19 Juli 2011, Aditjondro pernah mengatakan bahwa bukunya itu menggambarkan sebuah oligarki kekuasaan.

"Paling tidak ini menunjukkan, saya menggambarkan ada sebuah oligarki, sebuah gurita, kan betul? Habis, dia bagian dari gurita apa," kata George diplomatis.

Baca: George Junus Aditjondro: Nazaruddin Bagian Gurita Cikeas

Buku ini terdiri dari 183 halaman dan ukuran 15X23 centimeter.

Aditjondro memaparkan tulisannya menjadi tujuh judul yaitu: Pertama, Membongkar Gurita Cikeas, di Balik Skandal Bank Century.

Kedua, Bantuan Grup Sampoerna untuk Harian Jurnas. Ketiga, Pemanfaatan PSO LKBN Antara untuk Bravo Media Center. Keempat, Yayasan-Yayasan yang Berafiliasi dengan SBY.

Kelima, Kaitan dengan Bisnis Keluarga Cikeas. Keenam, Yayasan-yayasan yang Berafiliasi dengan Ny. Ani Yudhoyono. Ketujuh, Pelanggaran-pelanggaran UU Pemilu oleh Caleg-caleg Partai Demokrat.

Mengenai kasus Century, Aditjondro menyinggung soal drama cicak melawan buaya yang pernah marak kala itu. Ini terkait dengan konflik KPK versus Polri dalam kasus Century.

Lalu pada bagian lain buku ini, Aditjondro juga membeberkan banyak tim kampanye SBY untuk menjadi presiden yang dimotori yayasan-yayasan yang berafiliasi dengan SBY dan Ny. Ani Yudhoyono seperti Yayasan Majelis Dzikir SBY Nurussalam , Yayasan Puri Cikeas, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian.

Termasuk dalam buku ini, almarhum juga berharap SBY mendorong kerabat dan sahabatnya agar tidak menggunakan kemudahan berbisnis menggunakan jabatan.

Sebab dalam buku ini SBY dan perusahaan keluarganya katanya berhubungan dengan skandal Century. Didalamnya juga ada nama-nama pengusaha besar yang disebut-sebut sebagai penyokong SBY dalam kampanyenya dan juga terlibat skandal Century.

Untuk mengulas buku ini rasanya cukup banyak hal positif yang bisa dipetik terkait kekuasaan.

Itulah Aditjondro. Seorang penulis yang memiliki prinsip dan kritik membangun terhadap rezim. Kini almarhum telah tiada. Meninggalkan sejumlah jejak karya yang masih membekas di benak banyak orang.  Sosok yang tidak takut menulis meskipun lawannya harus seorang penguasa.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini