Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Empat terduga pelaku teror telah membagi peran untuk merencanakan aksi. Saat perencanaan, DYN (wanita), diketahui akan bertindak sebagai 'calon pengantin'.
Setelah dilakukan pemeriksaan, para pelaku termotivasi ucapan dari juru bicara Daulah Islamiyah. Ini membuat mereka bergerak untuk melakukan aksi.
"Mereka termotivasi dari jubir Daulah Islamiyah yaitu kalau kalian belum mampu hijrah ke Syria membuat Amaliah di negeri masing-masing semampunya ini yang memotivasi," ujar Kabag Mitra Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Kombes Pol Awi Setiyono, di Mabes Polri, Minggu (11/12/2016).
Selama perencanaan aksi, DYN, secara intens berkomunikasi dengan Bahrun Naim. Dia menerima uang sebesar Rp 1 juta untuk hidup selama berada di Perum Jalan Bintara Jaya 8, RT 04 RW 09 Bekasi Kota.
"DYN calon pengantin, membuat surat wasiat, mencari rumah kontrakan. Yang bersangkutan intensif berkomunikasi dengan BN, dan terima uang dari BN dari MNS," kata Awi.
Selama bertempat tinggal di rumah kontrakan itu, kepada pemilik rumah, DYN mengaku sebagai istri dari MNS. Namun, aparat kepolisian masih melakukan pendalaman.
"Soalnya pemilik kontrakan bilang mereka ngontrak itu sebagai suami istri. Ini masih simpang siur," tuturnya.
Sementara itu, MNS bersama dengan dua orang lainnya yang masih DPO berperan merakit bom. Dia dibantu S yang berdomisili di Karang Anyar, Jawa Tengah. AS menyewakan mobil rental ke DKI Jakarta.
"MNS alias Abu Hurob membuat sel kecil, membeli palu 3 kg, merakit bom dengan 2 DPO lainnya. AS menyewakan mobil rental ke Jakarta. S atau Abu Isak membantu merakit bom," kata dia.