TRIBUNNEWS.COM, SERPONG - Endang Setiawan (26) terkejut begitu melihat dua mobil SUV hitam yang berhenti di depan rumahnya.
Tak lama kemudian, keluar belasan pria mengenakan pakaian serba hitam dengan sebo dan senjata api laras panjang.
Ia hanya bisa melongok mengetahui pria-pria bersenjata tersebut menghampiri dua penghuni kamar kontrakan yang tengah asyik minum kopi di depan teras samping kamar kontrakan.
"Saat kejadian, dua orang yang kontrakannya digerebek itu lagi pada ngopi di depan kontrakannya. Mereka lagi ngopi sama dua orang tetangga kontrakannya. Tapi, pas Densus-nya datang, kebetulan yang dua tetangganya itu pergi ke warung. Mungkin balikin gelas atau bayar kopinya," ujar Endang Setiawan di lokasi penggerebekan terduga teroris, RT 02/01, kampung Curug, Kelurahan Babakan, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Banten, Rabu (21/12/2016) malam.
Baca: Terduga Teroris Serpong Rencananya Ingin Tikam Polisi dan Ledakkan Pos Polantas
Endang menceritakan kronologi kejadian penyergapan kelompok terduga teroris di kontrakan milik ayahandanya itu.
Mulanya sekitar pukul 09.30 WIB, ia sedang membongkar lampu motor di depan rumahnya.
Rumah dan kontrakan ayahnya saling berhadapan dan hanya berjarak 20 meter.
Di kontrakan tersebut ada empat kamar yang disewakan, termasuk kepada Adam dan Irwan yang menghuni kamar nomor 2.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan dua mobil SUV warna hatim yang berhenti depan rumahnya.
Baca: Ini Profesi 4 Terduga Teroris yang Ditangkap di Serpong, Satu Diantaranya Mantan Narapidana
Tanpa aba-aba, belasan pria bersenjata api laras panjang yang belakangan diketahui tim Densus Antiteror 88 Polri keluar dari kedua mobil tersebut.
Sebanyak empat anggota Densus 88 langsung berlari ke arah kamar kontrakan yang dihuni Adam dan Irwan.
"Pas datang, satu orang dari Densus sempat teriak, 'Polisi, jangan bergerak', sambil nodongin senjata. Tapi, tahu-tahu yang dua orang lari ke dalam kamar kontrakannya. Nah empat orang Densus langsung lari ngejar ke dalam kontrakan. Mereka pakai rompi antipeluru, di punggungnya ada tulisan Densus 88," ungkapnya.
Bersamaan dengan momen tersebut, rupanya ada 20 puluhan polisi berpakaian bebas dan berseragam dengan senjata api laras pendek dan panjang sudah mengepung di depan dan samping kontrakan.
Baca: Terdengar 12 Kali Ledakan di Lokasi Penggerebekan Teroris Serpong
Tak lama kemudian, Endang mengaku kaget karena terdengar suara keras rentetan letupan senjata api dari empat anggota Densus yang mengejar dua pria ke dalam kamar kontrakan.
"Dor, dor, dor. Sekali nembak terdengar tiga kali letusan. Setelah nembak, berhenti sedetik atau dua detik terdengar lagi suara tembakan," ujarnya.
"Saya kaget sampai langsung loncat dan lari masuk ke dalam rumah. Tapi, saya tetap penasaran, saya tetap lihat dari balik jendela depan rumah saya ini," sambungnya.
Beberapa menit setelah rentetan tembakan, lanjut Endang, sejumlah anggota Densus 88 dan polisi berpakaian bebas mendatangi rumah warga dan meminta untuk meninggalkan rumah.
"Yah saya kaget. Yang tadinya melongok-longok mau tahu ada apa, tiba-tiba polisi-polisi dan anggota Densus yang di depan rumah teriak minta saya dan tetangga untuk meninggalkan rumah," ujarnya.