Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-- Tinggal hitungan hari, tahun 2016 akan berganti ke tahun yang baru yakni 2017.
Selama setahun ini, suhu politik di tanah air mengalami peningkatan dan cenderung panas. Peningkatan suhu politik itu tidak lepas dari pengaruh politik Pilkada di DKI Jakarta.
Meskipun Pilkada serentak di seluruh Indonesia pada tahun 2017 akan diadakan di 101 daearah Kabupaten/Kota dan Provinsi.
Harus diakui dari sekian ratus daerah yang menyelenggarakan Pilkada, DKI Jakarta yang sangat mendominasi pemberitaannya berbagai media nasional maupun lokal.
Bahkan berita Pilkada di daerah lain cenderung tenggelam dengan berita DKI Jakarta.
Yang menyebabkan Pilkada DKI Jakarta ramai adalah ikut kembalinya Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam pertarungan 2017.
Bagaimana tidak, sempat diawal-awal Petahana yang memiliki elektabilitas paling tinggi justru enggan maju melalui jalur partai politik.
Bahkan demi meyakinkan langkahnya Petahana yakni Ahok menggalang dukungan melalui Teman Ahok dan berhasil mengantongi satu juta KTP.
Langkah ini kontan membuat gerah sejumlah Parpol. Bahkan sempat ada upaya asal bukan Ahok.
Namun dalam perjalanan 3 partai politik menyatakan mendukung meskipun maju melalui jalur perseorangan.
Petanya berubah ketika PDI-Perjuangan bergabung menyatakan dukungan terhadap Petahana.
Karena tidak hanya membatalkan maju melalui jalur perseorangan, Ahok pun kembali berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat (Djarot) yang merupakan kader PDI-Perjuangan.
Singkat cerita Ahok maju bersama Djarot dan didukung emapt partai.