Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (persero) dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sepakat saling membantu.
Satu bentuk kerjasamanya berupa pemberian bantuan dari Pertamina untuk pesantren NU.
Ketua PBNU Said Aqil Siraj mengatakan pesantren NU selama ini tidak pernah menerima bantuan rutin dari pemerintah.
hal tersebut diungkapkannya dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Pertamina dan PBNU, di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Rabu (4/1/2016).
"NU tidak pernah menerima dana rutin dari pemerintah. Kalaupun ada ya langsung ke kyainya. Itu juga kadang-kadang dipolitisasi," ujarnya.
Kata dia tidak semuanya pesantren NU tergolong mapan.
Masih banyak pesantren-pesantren NU yang masih butuh perhatian.
Bahkan di luar pulau Jawa, ada pesantren yang bangunannya mirip kandang kambing.
"Tapi (kyainya) kalau diminta mengajar, itu tanpa pamrih," ujarnya.
Direktur Utama Pertamina, Dwi Soetjipto dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pertamina sejauh ini masih menjadi lembaga plat merah yang menguntungkan dengan laba hingga puluhan triliun rupiah.
Dalam kesempatan yang sama ia menambahkan banyak hal yang bisa dikerjakan bersama antara Pertamina dan PBNU, termasuk dalam program satu harga BBM untuk seluruh wilayah.
"NU kan ada di mana mana, barangkali bisa jadi kekuatan jaringan pertamina," ujarnya.
Sekjen PBNU, Helmy Faishal Zaini dalam kesempatan yang sama menambahkan belum ada kesepakatan soal jumlah bantuan yang diberikan Pertamina.
Rencananya hal itu akan dibahas kemudian.
"Rencanannya bantuan itu antara lain untuk sekolah dan pesantren," katanya.