TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tawa dan tepuk tangan peserta rapat konsolidasi kader Partai Gerindra pecah saat Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyinggung Rachmawati Soekarnoputri yang terjerat kasus dugaan makar pada Desember 2016.
Sebab, dugaan makar oleh Rachmawati yang juga Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut tidak masuk akal.
"Rachmawati dituduh makar, saya kira anak proklamator kok bisa dituduh makar?" kata Prabowo di Hall D2 JIExpo Kemayoran, Jakarta, Minggu (8/1/2017).
Partai Gerindra menggelar rapat konsolidasi kader demi memenangi pasangan Anies Rasyid Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Selain Prabowo dan Rachmawati, hadir pula beberapa politikus Gerindra. Acara diikuti sekitar delapan ribu kader Gerindra.
Meski menyinggung dugaan makar Rachmawati, Prabowo meminta ribuan kader untuk menghormati proses hukum yang telah berjalan.
"Marilah kita hormati semua proses yang baik," ungkapnya.
Sebelumnya Rachmawati dicokok kepolisian jelang Aksi Bela Islam III pada 2 Desember 2016.
Rachmawati bersama sepuluh orang lain ditengarai bakal memanfaatkan massa aksi untuk menggulingkan pemerintahan.
Selain menangkap Rachmawati, polisi memeriksa musikus dan calon Bupati Bekasi, Ahmad Dhani, seniman Ratna Sarumpaet, dan aktivis politik 1990-an Sri Bintang Pamungkas.
Rachmawati membantah keras telah melakukan tindakan makar, apalagi melakukan upaya makar terhadap pemerintahan saat ini.
Hal itu disampaikan Rachmawati dalam jumpa pers di kediamannya di Jalan Jatipadang Raya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (7/12/2016) lalu.
Dalam jumpa pers tersebut, Rachmawati didampingi penasihat hukumnya, Yusril Ihza Mahendra, dan Wakil Rektor Universitas Bung Karno (UBK) Teguh Santosa.
"Ini saya membantah dengan keras bahwa saya tidak melakukan makar sama sekali dan tidak ada upaya untuk melakukan makar terhadap pemerintah yang sekarang," kata Rachmawati.
Putri dari Presiden RI Soekarno itu mengatakan, dirinya tidak mungkin melakukan makar. Ia mengaku paham betul rambu-rambu hukum sehingga tidak mungkin untuk berbuat makar.
"Saya bagaimanapun juga sebagai putri Proklamator, pendiri bangsa ini, dan tentunya saya sebagai anak ideologis, saya tahu rambu-rambu hukum, dan saya tahu segala persoalan yang berkaitan dengan apa itu artinya makar. Jadi, dengan ini saya membantah keras," kata Rachmawati.
Beberapa kali, adik Megawati Soekarnoputri itu mengulang kalimat dirinya membantah berupaya atau melakukan makar.
Rachmawati lalu bertanya balik kepada wartawan ketika dia ditanya soal isu adanya transfer dana sebesar Rp 300 juta untuk upaya makar.
"Kalau soal transfer itu, dana ke mana pertanyaan saya. Kalau misalnya untuk demo, di dalam surat ke polda, orang demo itu kan perlu logistik, makan, minum, itu biasa," kata Rachmawati.
Rachmawati menilai, besaran dana Rp 300 juta untuk makar tidaklah cukup.
"Umpamanya ada uang Rp 300 juta untuk makar, cukup apa enggak? Itu paling untuk jajan makan bakso, minum," kata Rachmawati.
Ia mengatakan kerap mendapat proposal pengajuan dana dari pihak tertentu untuk kegiatan sosial.
"Tapi kan saya pilih-pilih dan saya kan bukan konglomerat di sini," kata Rachmawati seraya membantah dirinya meminta-minta dana ke konglomerat untuk kegiatannya.
"Lalu sponsor dari mana, saya enggak pernah minta-minta sama konglomerat," ujar Rachmawati.
Soal tudingan tentang adanya pertemuan di rumahnya, Rachmawati mengatakan ia punya berbagai kegiatan, misalnya bertemu teman atau untuk kegiatan mengurus kampus Universitas Bung Karno (UBK).
"UBK kan juga saya pimpim walaupun dari rumah. Jadi kalau ada rapat-rapat secara berkala untuk evaluasi UBK," imbuhnya. (ryo/kps)