News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suap Pembelian Mesin Jet

KPK Dalami Kemungkinan Keterlibatan Direksi Garuda Indonesia

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan menelusuri aliran suap yang diduga diberikan Rolls-Royce kepada mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia Emirsyah Satar.

KPK juga akan menelusuri kemungkinan uang tersebut mengalir kepada sejumlah pejabat di tingkatan direksi perusahaan maskapai nomor satu di Indonesia tersebut.

"Nanti kami akan follow the money, kan akan kelihatan juga. Mereka bisa bicara tidak, tapi bisa saja kalau buktinya ada. Tapi sementara ini memang belum ada," kata Wakil Ketua KPK Basaria Panjaitan saat ditemui di Hotel Sahid Jakarta, Minggu (5/2/2017).

Menurut Basaria, dugaan aliran uang suap tersebut memang dihitung sejak lama, yakni sejak pengadaan mesin Rolls-Royce untuk pesawat Airbus milik Garuda Indonesia pada periode 2005-2014.

KPK menemukan, dugaan suap tersebut dari hasil penelusuran dan kerja sama dengan lembaga antikorupsi Singapura (Corrupt Practices Investigation Bureau) dan Inggris (Serious Fraud Office). Kedua lembaga antikorupsi tersebut melaporkan adanya suap dengan nilai jutaan dollar Amerika Serikat (AS).

"Ini harus didalami dulu, itu kan 12 tahun lalu, bukan sekarang. Tapi bisa saja dilakukan pendalaman," kata Basaria.

Tak berapa lama setelah penetapan Emirsyah sebagai tersangka, manajemen perusahaan pelat merah jasa penerbangan ini pun langsung memberikan responsnya berupa keterangan tertulis yang dipublikasikan perseroan, Kamis (19/1/2017).

Dalam keterangan yang disampaikan Vice President Corporate Communication Garuda Indonesia, Benny S Butarbutar, manajemen Garuda Indonesia menyampaikan bahwa dugaan suap tersebut tidak ada kaitannya dengan kegiatan korporasi, namun lebih kepada tindakan perseorangan.

Dalam penyidikan, KPK juga telah memanggil beberapa mantan anak buah Emir untuk diperiksa. Dua di antaranya adalah Hadinoto Soedigno dan Agus Wahjudo.

Hadinoto pernah menjabat Executive Vice President Engineering and Maintenance Service di PT Garuda Indonesia. Dia lalu menjabat Direktur Operasional Citilink Indonesia.

Sementara itu, Agus Wahjudo pernah tercatat sebagai Executive Project Manager PT Garuda Indonesia. (Abba Gabrillin)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini