TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Siang tadi, Jumat (10/2/2017), sejumlah orang berbusana batik keluar dari Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Mereka yang jumlahnya sekira 20 orang itu ternyata teman-teman Presiden Joko Widodo sedari kuliah dulu.
Seorang rekan Jokowi yang dulunya satu organisasi Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) mengungkapkan pertemuannya dengan Jokowi lebih banyak bernostalgia, terutama saat berpetualang mendaki gunung Kerinci, Jambi.
"Beliau itu memang senang berpetualang waktu masih muda. Yang paling berkesan waktu dia manjat (mendaki) gunung Kerinci," ujar Hardanto Hartomosuharjo.
Banyak pengalaman menarik ketika mereka mendaki Gunung Kerinci pada tahun 1984 silam, dengan membawa panji Mapala Fakultas Kehutanan UGM, Silvagama.
Mulai dari keberangkatan menggunakan Bus Damri hingga kegigihan Jokowi yang meski postur tubuhnya kurus, tetapi sampai di puncak Kerinci setinggi 3.805 meter di atas permukaan laut (mdpl) terlebih dahulu.
"Dia paling berkesan waktu dia manjat ke Kerinci. Karena dari beberapa yang ikut, dia nomor satu yang paling puncak di atas. Dia duluan," tutur Hardanto.
Petualangan lainnya yaitu ketika Jokowi dan rekan-rekannya berpetualang ke kawasan Sarangan, Jawa Timur.
"Saya dulu waktu di Sarangan pernah jatuh bareng beliau," kata Hardanto.
Selebihnya, Hardanto mengatakan suasana obrolan bersama teman-teman seangkatan lainnya hanya seputar kenangan-kenangan semasa kuliah.
Sebab, hardanto menceritakan Presiden Jokowi sudah berpesan agar obrolan tidak ada yang membahas mengenai isu politik.
"Jadi saat kita makan siang. Beliau bilang, "enggak usah bicara yang berat-berat ya. Saya sudah cukup pening ini. Kita nostalgia saja." Wah enak kita dipanggil seperti itu. Akhirnya semuanya bebas ngomong menceritakan dulu," kata Hardanto.