TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para tahanan yang menjalani proses pencoblosan surat suara Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017-2022 di Komisi Pemberantasan Korupsi terlihat antusias.
Mereka bahkan secara terang-terangan menyatakan ketidaksukaannya terhadap salah satu pasangan dari tiga peserta pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
"Yang penting bukan (nomor urut) dua," kata mantan Ketua Komisi IV DPRD DKI Jakarta Muhammad Sanusi usai mencoblos, di KPK, Jakarta, Rabu (15/2/2017).
Nomor urut dua adalah pasangan petahana yakni Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat. Selain itu, Sanusi juga memamerkan tiga jari tangannya sekaligus yang dicelupkan tinta.
Selain Sanusi, tersangka Andi Zulkarnain atau Choel Mallarangeng berpendapat sama.
"Asal bukan dua," kata Choel sembari tersenyum.
Bedanya, Choel hanya memperlihatkan satu jarinya yakni jari telunjuk yang dicelupkan tinta.
Lima tahanan lainnya yang turut memberikan suara hanya bersedia memperlihatkan jari tangan mereka yang dicelupkan tinta. Mereka tidak bersedia berkomentar.
Tahanan pertama yang memberikan suara adalah Country Director PT EK Prima Ekspor Indonesia Ramapanicker Rajamohanan Nair. Usai mencoblos dia kemudian bersedia memamerkan jari telunjuknya
Kemudian anggota Komisi V DPR RI Andi Taufan Tiro. Sejak tiba di KPK, Andi Taufan memberikan jumlah jari telunjuk dua ketika ditanya pilihannya. Tahanan ketiga yang memberikan suara adalah Direktur PT Melati Technofo Indonesia Fahmi Darmawansyah.
Saat diminta sesi foto bersama, Fahmi memamerkan tiga jarinya. Kemudian yang memberikan suara selanjutnya adalah pegawai PT Melati Technofo Indonesia Muhammad Adami Okta yang juga memamerkan tiga jarinya.
Selanjutnya adalah mantan Ketua Komisi IV DPRD DKI Jakarta Muhammad Sanusi. Kemudian pemilik Direktur CV Sumber Laut Perkasa Hariman Basuki yang memamerkan hanya satu jari dan Andi Zulkarnain atau Choel Mallarangeng.
Para tahanan tersebut mencoblos di TPS 019, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan. Petugas KPU Jakarta Selatan sebelumnya mendatangi KPK dan mempersiapkan untuk pencoblosan mulai dari ketersediaan surat suara, bilik pencoblosan dan tinta.
Selain petugas dari KPU Jakarta Selatan, pencoblosan di samping gedung Komisi Pemberantasan Korupsi juga disaksikan Pengawas Pemilu berjumlah tiga orang.