Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bagaimana sebenarnya seorang perempuan asal Serang, Banten, Siti Aisyah, bisa terlibat kasus pembunuhan Kim Jong Nam, saudara tiri dari pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un? Hingga kini informasi tersebut masih samar.
Namun yang pasti Kim Jong Nam memang kabur dari tanah kelahirannya, dan tengah diincar oleh pemerintahan yang saat ini masih dipimpin saudaranya sendiri.
Pemerintah Indonesia maupun otoritas Malaysia belum bisa menjelaskan keterlibatan Siti Aisyah dengan pemerintahan Korea Utara.
Benar atau tidak Siti Aisyah dimanfaatkan pihak asing untuk membunuh Kim Jong Nam, hal tersebut belum bisa dikonfirmasi.
Namun penggunaan warga negara asing untuk melancarkan operasi intelijen, adalah salah satu hal yang umum dilakukan. Hal itu dikatakan oleh mantan Komandan Kelompok Khusus Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Kolonel (Purn) Fauka Noor Farid.
"Kalau kita tidak bisa membunuh dengan tangan sendiri, kita gunakan agen atau tangan orang lain. Sifatnya macam-macam pertama bisa menghilangkan identitas dari pembunuh itu sendiri," ujar Fauka Noor Farid saat dihubungi.
Kata dia ada kasus khusus di mana operasi pembunuhan terhadap seseorang di negara lain, tidak bisa dilakukan oleh agen intelijen dari negara tersebut.
Maka cara yang bisa ditempuh adalah merekrut agen yang merupakan warga negara dari lokasi sang target berada.
Menurut Fauka Noor Farid cara lainnya yang bisa ditempuh adalah merekrut seseorang dari negara lain, bukan dari negara tempat sang agen berasal, dan bukan dari negara tempat sang target berada.
Bagaimana cara merekrut seorang agen yang berstatus warga negara asing (WNA), Fauka Noor Farid menyebut hal itu bisa dilakukan melalui observasi yang mendalam terhadap calon agen.
Kata dia untuk melakukan tugas khusus, diperlukan seseorang berkarakter khsus.
"Misalnya untuk tujuan membunuh, lihat karakter ini, dia seorang pemberani nggak, atau dia seorang yang tidak berani, dilihat latar belakang keluarganya, baru didoktrin, dibentuk, kalau dia sudah matang, baru agen ini digunakan," ujarnya.
Lalu apa yang memotivasi seseorang untuk melakukan pembunuhan demi pemerintahan negara lain, Fauka Noor Farid mengatakan satu di antaranya adalah uang.
Dengan janji akan diberikan uang dalam jumlah banyak, maka seseorang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pembunuhan.
Ia mengatakan, banyak Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah direkrut oleh agen intelijen asing, untuk melakukan operasi-operasi intelijen yang menguntungkan pemerintahan negara lain.