TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Ibu Negara Iriana Widodo menolak pemberian dompet seharga Rp 200.000 di salah satu lokasi kunjungan kerjanya.
Momen itu terjadi Selasa (21/2/2017) di Pendopo Bupati Karanganyar, Jawa Tengah.
Di lokasi itu sedang berlangsung pameran produk usaha kecil mikro dan menengah.
Iriana lalu mendatangi stand kelompok kerajinan barang bekas dan sampah bernama Dekranasda.
Baca: Reaksi Iriana Jokowi Saksikan Marching Band Anak-anak Paud
Baca: Sosok Ibu Iriana KW yang Menemani Presiden Jokowi Keliling Toko Buku di Senayan
Awalnya, Iriana sedang melihat-lihat baju batik perempuan di salah satu sisi stand.
Setelah itu, Iriana masuk ke salah satu stand.
Seiring itu, seorang wanita mengenakan seragam PNS beremblem Pembak Karangnyar yang diketahui bernama Desi Pramudyasti menyodorkan sebuah bingkisan ke Iriana.
Desi mengatakan bahwa bingkisan berisi dompet itu khusus diberikan kepada Iriana dan Ibu Wakil Presiden Mufida Kalla yang turut hadir dalam rombongan.
Namun, Iriana menolak pemberian itu.
"Nanti saya beli saja. Sampun, sampun (sudah)," ujar Iriana.
Meski demikian, Desi sempat membujuk Iriana untuk tetap menerima lantaran dompet itu adalah kenang-kenangan.
Namun, lagi-lagi Iriana menolaknya dengan jawaban yang sama.
"Saya tak beli saja. Nanti ya tak beli saja," ujar Iriana.
Akhirnya Iriana membeli dua buah dompet yang terbuat dari limbah kain perca seharga Rp 200.000 itu.
Satu untuk dirinya dan satu lagi untuk Mufida Kalla.
Dompet tidak diberikan langsung ke Iriana dan Mufida, melainkan diberikan kepada ajudan masing-masing.
Indriyani, ketua komunitas perajin dari limbah dan sampah itu mengatakan, pihaknya sengaja membuat dua buah dompet itu untuk diberikan kepada Iriana dan Mufida. Namun, ternyata Iriana malah membelinya.
"Ya senang saja," ujar dia.
Di lokasi itu, Iriana tidak hanya membeli dompet hasil karya perajin bernama Ai Kuni.
"Mborong peyek," ujar Iriana sembari berlalu ke dalam bus.
Diketahui, kunjungan Iriana ke lokasi pameran UMKM itu merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja ke tujuh titik di Karanganyar.
Antara lain Paud Assalam, penanaman pohon di sekitar Waduk Gondang dan peninjauan pencegahan kanker serviks.
Penulis: Fabian Januarius Kuwado