News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Jakarta

Tutup Tanwir Muhammadiyah, Jusuf Kalla Singgung Banjir Jakarta

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden Jusuf Kalla.

TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Wakil Presiden Muhamad Jusuf Kalla mengungkapkan kesenjangan dan keadilan menjadi masalah serius yang tidak hanya dihadapi oleh bangsa Indonesia namun juga dialami oleh berbagai bangsa di belahan dunia.

“Negara maju banyak juga yang mengalami ketimpangan, seperti Amerika juga di Eropa apalagi Asia, Afrika dan sebagainya, karena itu keadilan harus diperhatikan,” ungkapnya saat menutup Tanwir Muhamadiyah di Ambon, Minggu (26/2/2017).

Dia menjelaskan, bangsa Indonesia telah menjadikan keadilan sosial sebagai salah satu falsafah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca: Suasana Kerukunan Antar-Umat Beragama dalam Tanwir Muhammadiyah

Baca: Jokowi Harap Tanwir Muhammadiyah Lahirkan Gagasan Berkemajuan

Diakuinya, Pancasila selama ini telah dilaksanakan dan diamalkan dengan baik, namun pengamalan terhadap sila kelima dinilainya belum cukup dijalankan sebagaimana mestinya.

“Saya sependapat dengan Buya bahwa Pancasila adalah hal yang bukan kita tidak laksanakan, hanya sila kelima yang paling sulit dan paling telat kita laksanakan, karena itulah adalah sangat tepat Muhamadiyah pada Tanwir ini membicarakan hal itu untuk hari ini dan kedepan, tanpa itu bangsa ini akan tercecer,” ungkapnya.

Dalam kesempatan itu dia juga menyinggung soal banjir di Jakarta yang dinilainya menjadi masalah serius yang dihadapi saat ini.

“Saya memberikan contoh yang sederhana, pada tahun 2017, bulan Februari banjir besar di Jakarta, tapi di Jakarta ada beberapa pintu air untuk melindungi beberapa daerah yang penting salah satu pintu air itu di Manggarai, kenapa ada pintu air di Manggarai agar Menteng jangan banjir,” sebutnya.

Dia mengatakan di kawasan Menteng ada Kantor Muhamadiyah di sana dan juga rumahnya, dan disaat banjir tiba, pintu air Manggarai langsung ditutup dan dijaga oleh aparat kepolisian, dengan begitu amanlah kawasan Menteng.

“Saat hujan keras pintu air Manggarai dijaga oleh polisi agar jangan sampai dibuka, maka banjirlah Manggarai, rakyat yang tinggal di situ kebanjiran, mereka marah, akhirnya Gubernur Basuki dengan terpaksa membuka pintu air dan banjirlah Menteng sampai ke istana dan orang Manggarai tepuk tangan bahwa dia telah sama dengan siapapun. Keadilan tercapai,” ungkapnya.

“Keadilan itu bisa sama rata sama rasa, tapi apakah keadilan begitu yang kita harapkan? Tentu bukan sebenarnya yang kita harapkan Menteng tidak banjir tapi manggarai juga tidak banjir itu namanya keadilan turun ke bawah, yang kita harapkan keadilan naik ke atas bahwa Menteng tidak banjir tapi semuanya juga tidak banjir,” tambahnya.

Dalam persoalan itu JK meminta agar semua pihak dapat mengintrospeksi diri dan bersatu untuk memecahkan setiap masalah yang sedang terjadi di bangsa ini. Dia mengatakan keadilan dan kemajuan harus dapat dilaksanakan dan diraih secara bersama.

“Itulah suatu introspeksi kepada kita semua apa itu keadilan, bahwa kita menikmati suatu kemajuan secara bersama-sama tidak sebagian kecil saja yang menikmatinya, atau berkemajuan itu semuanya itu contoh yang kita harus laksanakan,” ungkapnya.

Penulis : Kontributor Ambon, Rahmat Rahman Patty

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini