TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo bersama rombongan melakukan kunjungan kenegaraan ke Australia selama dua hari.
Ia tiba di tanah air, Minggu (26/2/2016) malam.
Dalam laman facebokk Presiden Joko Widodo, ditulis hasil kunjungan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut ke negeri Kanguru.
Dijelaskannya selama berada di Australia dirinya bertemu berbagai pihak.
Mulai dari pejabat, warga Australia dan masyarakat diaspora Indonesia.
"Kunjungan kenegaraan ini mencakup pelbagai bidang: ekonomi, politik, hukum dan keamanan, serta peningkatan hubungan rakyat antarnegara," tulis dalam akun tersebut, Senin (28/7/2017).
Pertama, di bidang ekonomi, Jokowi dan PM MalcolmĀ Turnbull sepakat untuk menyelesaikan kesepakatan ekonomi IACEPA (Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement) pada akhir tahun 2017.
Kedua, di bidang perdagangan, Indonesia mendapatkan akses untuk pasar herbisida dan pestisida.
Nilai impor Australia untuk kedua jenis zat kimia pembasmi hama tersebut mencapai USD 1,3-1,5 miliar.
"Dulu, karena hambatan tarif, nilai ekspor Indonesia untuk kedua jenis zat kimia pembasmi hama itu hanya sekitar USD 50 juta," tulis dalam akun facebok Presiden Joko Widodo kembali.
Dari pihak Indonesia, Insonesia akan menyamakan tarif bea masuk gula Australia dengan gula dari ASEAN.
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari ketergantungan impor gula dari satu negara.
Pemerintah juga telah menetapkan relaksasi berat sapi, dari 350 kg menjadi 440 kg.
Dengan begitu, harga sapi bakalan turun USD 1 per kg.