Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sosok Raja Arab Saudi ketujuh, Salman bin Abdulaziz al-Saud, menarik perhatian masyarakat Indonesia.
Di setiap kunjungan, warga menyempatkan memfoto dan melambaikan tangan kepada sang penjaga dua kota suci itu.
Ketatnya keamanan dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspamres) dan Protokoler Arab Saudi membuat pemimpin Wangsa Saud itu tak dapat bercengkrama secara langsung dengan masyarakat.
Praktis, hanya pemerintah dan tamu kehormatan saja yang dapat berada dekat dengan cucu dari Raja Faisal tersebut.
Di luar itu, terdapat empat orang beruntung yang dapat berkomunikasi dengan Raja Salman.
Mereka yaitu, para penerjemah yang menerjemahkan Bahasa Arab ke Bahasa Indonesia.
Tak sembarang orang dapat melakukan tugas itu.
Setidaknya, mereka telah berpengalaman mengalihbahasakan para-para tamu negara.
Mereka yaitu, Unslil Habib (anggota staf Kedutaan Besar Republik Indonesia di Riyadh), Muhammad Sahrul Murojab (diplomat di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia), Abdul Wadud (penerjemah kepresidenan), dan Muchlis M. Hanafi (Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Quran Kementerian Agama).