Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kunjungan Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz al-Saud ke Indonesia menjadi momentum strategis bagi pemerintah dalam meningkatkan kerja sama bidang tenaga kerja. Tenaga kerja Indonesia yang dikirim ke Arab Saudi harus memiliki keterampilan dan kualifikasi edukasi yang lebih baik.
Anggota Komisi IX DPR Ahmad Zainudin dalam keterangan persnya, Kamis (2/3/2017) mengatakan,
kedatangan Raja Salman ke Indonesia harus dimanfaatkan pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kerja sama pengiriman tenaga kerja terampil.
Pemerintah Indonesia, menurutnya, sudah harus mengurangi pengiriman TKI informal ke luar negeri jika moratorium dihentikan.
Zainuddin mengatakan, di antara Visi Strategis 2030 yang dibangun Kerajaan Arab Saudi adalah membebaskan ketergantungan dari minyak sebagai pemasukan utama negara, meningkatkan kunjungan umrah menjadi 30 juta jamaah per tahun, hingga penggalakkan pembangunan perumahan dan pemberdayaan sektor swasta.
Dari sejumlah program strategis tersebut, lanjut anggota Dewan Syariah Pusat (DSP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, tentu Saudi akan banyak memerlukan tenaga kerja terampil.
"Target 30 juta jamaah umrah per tahun sebagai contoh, akan menuntut banyak pekerja baru di perhotelan di dua Tanah Suci Makkah dan Madinah, dan ini hanya bisa diisi oleh tenaga kerja muslim yang terampil. Demikian juga dengan pengembangan sektor swasta, tentu memerlukan banyak tenaga terja terampil," kata Zainudin.
Dia juga mengatakan, kerjasama pengiriman tenaga kerja Indonesia seharusnya sudah merambah masuk ke dalam bidang yang lebih expert seperti bidang ekonomi dan keuangan.
Indonesia dipandang sukses dalam membangun ekonomi di luar sektor migas sehingga Indonesia bisa lepas dari dari ketergantungan pendapatannya dari sektor migas.
Saudi masih akan tetap membutuhkan tenaga terampil dari negara lain meskipun dala rencana strategisnya Saudi akan meningkatkan income per kapita dan menggalakkan tenaga kerja dalam negeri untuk mengurangi tingkat pengangguran dari 11 persen menjadi 7 persen.
"Tidak mudah dan perlu waktu untuk mengubah mindset warga Saudi dari budaya dilayani menuju budaya masyarakat pekerja. Kehadiran Raja Salman harus dimanfaatkan pemerintahan Joko Widodo untuk meningkatkan kerja sama pengiriman tenaga kerja terampil," imbuh politisi PKS ini.
Jika kerjasama tersebut dapat diwujudkan, Zainuddin berpendapat, hal tersebut akan membuka kesempatan kerja yang besar bagi tamatan SMK atau SMA dan perguruan tinggi.
"Karena selama ini lebih dari 60 persen tenaga kerja Indonesia di luar negeri hanya tamat SD dan SMP. Tentu mereka hanya mampu bekerja di sektor domestik atau informal. Sehingga Indonesia harus bisa menyudahi pengiriman tenaga kerja informal ke Saudi. Dan memulai penggalakan pengiriman tenaga kerja ahli dan terampil," pungkas Zainuddin.