TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan pemerataan listrik di Provinsi Papua dan Papua Barat melalui program lampu tenaga surya hemat Energi (LTSHE) selesai pada 2017-2018.
Menteri ESDM juga menjelaskan, rasio elektrifikasi nasional di tahun 2016 mencapai 91,16% atau sebesar 59.656 mega watt (MW). Namun, masih ada 2.519 desa yang gelap gulita, sehingga dibutuhkan terobosan agar desa-desa tersebut segera menikmati listrik.
"Kami akan mendistribusikan paket Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) ke berbagai wilayah khususnya Papua dan Papua Barat. Per rumah akan mendapat 4 paket", ujar Jonan dalam diskusi media “Visi Indonesia Sentris: Pemerataan di Papua, Minggu (05/03/2017).
Jonan mengungkapkan, LTSHE telah mampu menerangi 293.532 rumah di 20 provinsi.
"LTSHE adalah program terobosan untuk pemenuhan akses listrik yang berkeadilan," lanjutnya.
Pada APBN 2017 telah dialokasikan dana sebesar 330,5 Miliar Rupiah untuk disalurkan ke 95.729 rumah. Selanjutnya di APBN 2018 juga telah dialokasikan anggaran sebesar 976,5 Miliar Rupiah untuk disalurkan ke 197.803 rumah tangga.
Lebih lanjut, Jonan menyatakan pemerataan energi di Indonesia Timur juga difokuskan pada sektor Energi Baru Terbarukan (EBT).
Pembangunan infrastruktur EBT di Papua dan Papua Barat selama 2012-2017 telah menghasilkan 54 unit infrastruktur Pembangkit Listrik Tenaga EBT, 390 unit PJU PV/Retrovit serta 5.298 KW yang melistriki 6.828 Kepala Keluarga (KK).
"Ada solar cell, hidro, mikro hidro dan sebagainya. Sudah kami data semua by name, by address di Papua. Yang penting pemerataan melalui BBM Satu Harga, listrik dan EBT", tegas Jonan.
Menurut Jonan, Kementerian ESDM akan melanjutkan program itu dengan pedoman, anggaran yang dikelola harus memberikan manfaat yang besar dan dirasakan langsung oleh masyarakat.
"60-70 persen anggaran harus kembali ke rakyat dalam bentuk program yang bermanfaat langsung untuk rakyat," pungkas Jonan.
Selain Menteri ESDM, pada diskusi itu juga turut dihadiri oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuliono, Menteri Perhubungan, Budi Karya serta pemerataan konektivitas sektor komunikasi oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuliono memaparkan pemerataan di sektor infrastruktur. Sedangkan, penjelasan pemerataan konektivitas sektor transportasi dijelaskan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya.
Selanjutnya, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menjelaskan pemerataan konektivitas sektor komunikasi.
Hal-hal yang telah dilakukan itu menunjukkan komitmen Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk terus menciptakan energi yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk di Papua dan Papua Barat.
Kebijakan dan program pembangunan infrastruktur di sektor Minyak dan Gas Bumi (migas), Ketenagalistrikan (gatrik) dan Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi fokus pembangunan dan pemerataan di Timur Indonesia agar energi terjangkau.
Misalnya, pada sektor migas agar harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sama dengan di Pulau Jawa, di Provinsi Papua dan Papua Barat terdapat 33 kabupaten dibangun lembaga penyalur BBM hingga 2019.
"Saat ini telah beroperasi di total 7 Kabupaten di Papua dan Papua Barat, sehingga harganya sama dengan Pulau Jawa. Kebijakan BBM Satu Harga ini disalurkan hanya sampai Agen Penyalur Minyak dan Solar (APMS). Kalau sampai ke pedagang eceran pasti akan lebih mahal", ujar Menteri Jonan.
Selain kebijakan BBM Satu Harga, di sektor Migas pembangunan di Papua juga melalui pembangunan infrastruktur Jaringan Gas Kota.
Direncanakan tahun 2018 akan terbangun Jaringan Gas Kota di 2 lokasi dengan 11.500 sambungan rumah tangga.
Tidak hanya itu, pengelolaan migas melalui proyek LNG Tangguh Train 3 juga menjadi fokus pengembangan di Indonesia Timur.
"Jaringan gas kota ini sampai 2018 ya. Pengelolaan Tangguh Train 3 juga masih berlangsung. Target penyelesaian Tangguh ini di 2020", tegas Jonan.
Beralih ke Sektor Ketenagalistrikan, komitmen Kementerian ESDM sangat besar di Indonesia Timur.
Program pembangunan listrik di Papua dan Papua Barat ditargetkan sebesar 514 MW rampung hingga 2019.
Selain itu, program listrik pedesaan juga dilanjutkan hingga menjangkau 186 ribu pelanggan sampai tahun 2019.