News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Malaysia-Korut Memanas, PM Najib Justru Asyik Lihat Kopi

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di sela-sela KTT IORA, Presiden Joko Widodo sempat mengajak Perdana Menteri Malaysia Najib Razak dan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull untuk mengenali kopi-kopi khas Indonesia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski negaranya didera urusan diplomatik yang memanas dengan Korea Utara, Perdana Menteri Malaysia Sri Haji Mohammad Najib bin Tun Haji Abdul Razak tetap hadir di acara KTT IORA di Jakarta Convention Center (JCC).

Bahkan PM Najib sempat diajak Presiden Joko Widodo bersama PM Australia Malcolm Turnbull melihat-lihat kopi-kopi khas Indonesia di sela-sela agenda KTT.

Presiden Jokowi mengajak para perwakilan negara anggota IORA untuk mengunjungi stan-stan pameran perdagangan. Dalam pameran tersebut, sejumlah UKM lokal dan instansi negara 'unjuk gigi' menyuguhkan produk-produknya.

Turut dalam rombongan perwakilan-perwakilan negara tersebut Najib Razak, Malcolm Turnbull, Wakil Presiden India Hamid Ansari, dan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma. Stan pameran pertama yang Jokowi dan rombongan perwakilan negara hampiri adalah stan yang menawarkan produk kopi khas Indonesia.

Presiden Jokowi, Najib Razak, Malcolm Turnbull, dan lainnya kemudian mendengarkan penjelasan penjaga stan tersebut soal kopi-kopi yang ditawarkan. Kopi Aceh Gayo dan Toraja menjadi dua produk minuman yang diperkenalkan pada para perwakilan negara tersebut.

Tak hanya itu, Presiden Jokowi juga mengajak para perwakilan negara mengunjungi stan pameran mebel buatan lokal. Presiden Jokowi bahkan sempat mencoba untuk duduk di satu kursi goyang yang ada dalam stan tersebut.

Pemerintah Indonesia menjadi tuan rumah kegiatan KTT IORA tahun ini. KTT IORA kali ini mengangkat sejumlah bidang kerja sama, di antaranya keamanan dan keselamatan maritim, dan fasilitasi perdagangan investasi.

Selain itu, akan dibahas pula perkara manajemen risiko bencana, manajemen perikanan, akademi dan IPTEK, pariwisata dan pertukaran budaya, pemberdayaan perempuan, dan blue economy.

Sementara itu di Pyongyang, Korea Utara seorang perempuan asal Malaysia tidak menyadari tentang larangan sementara bagi warga Malaysia meninggalkan Korea Utara.

"Kami tidak menerima berita tentang larangan itu," demikian pengakuan seorang warga Malaysia yang enggan namanya disebutkan, ketika dihubungi oleh Bernama.

Dia menolak untuk mengungkapkan identitasnya dan mengatakan bahwa ia tidak tahu tentang larangan yang diterapkan oleh Pyongyang.

Diketahui ada 11 warga Malaysia di Korut, yang terdiri atas tiga staf diplomat dan enam anggota keluarga mereka, juga dua orang peserta Program Pangan Dunia PBB (UNWFP).

Wakil Menteri Luar Negeri Malaysia, Reezal Merican Naina Merican, memastikan kondisi 11 warga Malaysia itu aman-aman saja.(tribunnews/ruth vania/andri malaau/bernama)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini