News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Suap Pejabat Pajak

Fahri Hamzah Tantang KPK: Seolah Mereka Pasti Benar, Padahal di Dalamnya Brengsek

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah ditemui wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (2/2/2017).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah kembali mengkritik kebijakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Fahri melihat para pengacara, kini tidak berani lagi mengkritik KPK.

"Yang saya persoalkan, KPK sengaja menciptakan ini dan mengolah isu ini supaya orang kayak saya jadi takut, diem. Lawyer kalau berani yang sengsara kliennya. Pejabat juga enggak berani," sindir Fahri, Rabu (22/3/2017) kemarin.

Fahri melihat seolah-olah yang dilakukan KPK pasti benar dan bertujuan mulia. Atas hal itulah maka tidak ada yang mengganggu KPK.

"Padahal, brengsek di dalamnya, banyak polisi penyidiknya banyak kena pecat," kata Fahri.

Fahri juga menyebutkan penyidikan KPK tertutup serta tidak dapat didampingi pengacara. Ada pula, kata Fahri, Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang diubah dan diputar-putar untuk melindungi sesuatu.

"Lembaga negara harus terbuka supaya siap dikritik, supaya dia memperbaiki diri. Itu roh demokrasi supaya enggak ada orang menganggap dirinya tertutup lalu menganggap dirinya suci," kata Fahri.

Fahri kemudian menantang KPK untuk berani mengusut dugaan keterlibatan adik ipar Presiden Joko Widodo, Arif Budi Sulistyo, dalam kasus pajak.

Arif diduga terlibat dalam kasus suap antara pengusaha R Rajamohanan Nair dan pejabat di Direktorat Jenderal Pajak, Handang Soekarno.

Dalam surat dakwaan, nama Arif disebut sebagai salah satu pihak yang membantu pengurusan sejumlah persoalan pajak yang dihadapi Rajamohanan.

"Berani enggak ke sana larinya? Ke adik ipar Presiden. Ini kan mau diputar ke tempat lain supaya yang inti (adik ipar Presiden) enggak selesai. Saya enggak tahu sampai kapan ini muter-muter begini dibiarkan," kata Fahri.

Fahri menduga saat ini Direktorat Jenderal Pajak digunakan sebagai alat politik untuk menekan politisi yang kritis terhadap pemerintah.

Ia juga merasa KPK sengaja memasukkan namanya dalam berkas dakwaan sebagai suatu ancaman.

"Seolah mereka pasti benar dan tujuannya mulia. Karena tujuannya mulia maka tidak boleh ada yang ganggu KPK," sindir Fahri.

Baca: Fahri Hamzah Marah-marah: Saya Lihat KPK Kekonyolannya Telanjang

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini