News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemenko Maritim Bawa Jalan Raya Plastik ke Indonesia

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah anak di Desa Kalisidi, Kabupaten Semarang, membawa sampah plastik bekas air minum kemasan ke Perpustakaan Sampah Mutiara, Jumat (24/3/2017). Untuk meminjam buku di perpustakaan ini, warga wajib membawa minimal dua sampah plastik untuk meminjam satu buku. TRIBUN JATENG/SUHARNO

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman siapkan alternatif pengelolaan sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang untuk diolah menjadi plastic tar road.

Hal ini dikatakan Asisten Deputi Kemaritiman Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nani Hendiarti di Jakarta (24/3/2016), yang dirilis Djoko Hartoyo, Biro Informasi dan Hukum
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman melalu Inpres Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental telah ditunjuk oleh Presiden untuk menjadi Koordinator Gerakan Indonesia Bersih.

Menko Maritim Luhut Pandjaitan dalam berbagai kesempatan selalu mengingatkan tentang bahaya sampah plastik.

Indonesia memiliki masalah pengelolaan sampah plastik.

Sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang harus dimusnahkan dengan cara dibakar.

Dalam prosesnya pemusnahan sampah plastic dengan cara ini menimbulkan residu karsinogenik yang berbahaya bagi kesehatan.

Pada tanggal 7-10 Maret 2017 Delegasi Kemenko Maritim dipimpin Asdep Iptek Nani Hendiarti mengunjungi Inventor Plastic tar Road Professor R.Vasudevan di Thiagarajar College of Engineering India.

Tahun 2006, the Thiagarajar College of Engineering menerima paten atas teknologi ini. Teknologi ini disebut plastic tar road atau jalan raya plastic karena formulasi tar yang digunakan menggunakan plastic dengan komposisi 10-18% plastic tiap 1 liter tar.

Estimasi plastik yang digunakan adalah 50 ton tiap 1 km jalan.  Hal ini ditengarai bisa menjadi opsi pemanfaatan plastik yang tidak bisa didaur ulang.

Neni menginformasikan kelebihan dari teknologi ini “Proses sederhana, sampah plastik dicacah dan dilebur dalam aspal panas. Proses menggunakan semua jenis sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang. Proses ini ekonomis, karena bisa menghemat 6,5% dari jalan yang biasa dibuat dengan aspal murni. Jalan ini memiliki sisi ketahanan yang lebih lama (maintenancenya sederhana) serta memiliki dampak positif terhadap lingkungan untuk teknologi daur ulang yang terbilang aman”.

Rencana Kemenko Maritim untuk implementasi plastic tar road Prof.R.Vadudevan dalam waktu dekat adalah menggandeng Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Institut Teknologi Bandung dan BPPT.

Kemitraan ini diperlukan untuk tindak lanjut implementasi jalan raya plastik, alih teknologi termasuk pelaksanaan demonstration project.

Sementara terkait regulasi, data sampah, perjanjian kerja sama dan Nota Kesepahaman, Kemenko Maritim bermitra dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian Luar Negeri.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini