Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) tidak pernah mengeluarkan pernyataan atau mengklarifikasi adanya 300 Warga Negara Indonesia (WNI) yang disekap di Ryadh, Arab Saudi.
Hal itu ditegaskan oleh Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Lalu Muhamad Iqbal.
Dalam 'press brief' di Kantor Kemenlu, Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017), ia meluruskan bahwa yang benar adalah pihak Kemenlu sudah menyelamatkan sepuluh orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI), yang menjadi korban penganiayaan majikan mereka.
"Sepuluh orang tersebut sudah kita pulangkan, enam orang TKI yang melarikan diri dari majikan, dan minta perlindungan di KBRI, dan sudah kita pulangkan, yang empat adalah hasil kunjungan ke kantor al Jeraisy," katanya.
Salah seorang TKI yang berhasil diselamatkan dari kantor perusahaan penyalur pekerja al Jeraisy, kemudian mengaku bahwa ada sekitar 300 orang WNI yang nasibnya sama seperti dirinya. Lalu Muhammad Iqbal mengaku tidak bisa mengklarifikasi hal tersebut.
Perusahaan al Jeraisy memiliki jatah mengirimkan tenaga kerja dari Indonesia sebanyak 1.200 orang. Namun yang tercatat sejauh ini perusahaan tersebut baru mendatangkan 152 orang.
Saat polisi di Ryadh menyambangi kantor penyalur tenaga kerja itu, perwakilan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) juga ikut serta. Menurut Lalu Muhammad Iqbal di lokasi tersebut yang ditemukan hanya empat orang WNI.
"Sebelum informasi ini berkembang di media pun, kita sudah kirim nota diplomatik kepada Kementerian Luar Negeri Arab Saudi, kita sudah berkordinasi dengan Kepolisian di Riyadh untuk investigasi," terangnya.