TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dukungan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terhadap Presiden Jokowi pada Pemilu 2019 sebagai langkah yang tepat. Sebab, cepat atau lambat partai tersebut pasti akan mendukung Jokowi untuk kembali melanjutkan kepemimpinannya hingga 2024.
“Jadi ini hanya masalah keberpihakan mereka terhadap figur Jokowi yang mereka anggap baik dan merakyat,” ujar Direktur Program SMRC, Sirajuddin Abbas, saat dihubungi di Jakarta, Rabu (12/4/2017).
Menurut Sirajuddin, dukungan PSI bisa membawa berkah positif bila kinerja Jokowi dalam memimpin Indonesia dinilai masyarakat positif.
Hal ini bisa dilihat dari elektabilitas Partai Golkar yang cenderung meningkat setelah memberikan dukungan kepada Jokowi untuk kembali maju pada tahun 2019.
“Jadi image positif yang dibawa Jokowi akan berpengaruh terhadap siapapun yang mendukungnya termasuk PSI,” kata dia.
Dukungan PSI yang dilakukan sejak awal, kata Sirajuddin juga semakin baik bagi partai tersebut karena masyarakat sedari awal sudah bisa mengetahui agenda ke depan partai yang digaungi anak-anak muda itu.
Namun demikian, Sirajuddin menyarankan kepada PSI untuk memulai membangun kredibilitas partai di tingkat daerah agar mereka layak dipilih. Caranya dengan mencari Calon anggota legislatif (caleg) yang harus bersih dan berintegritas tinggi.
Pasalnya, sebagai partai yang menyasar pemilih muda biasanya mempunyai karakteristik yang kritis dan menginginkan pemimpin yang mempunyai kredibilitas dan kapabilitas yang baik.
VIDEO: Detik-detik Mobil Brio Merah Masuk Jurang, Sempat Tabrak Pembatan Jalan - Tribunpekanbaru.com
Detik-detik TKP Kasus Subang Digaris Polisi, Sempat Ada 2 Wanita Cengengesan Intip Lokasi Pembunuhan
“Juga jujur dan berintegritas baik sehingga diterima oleh semua kalangan,” kata dia.
Walhasil, kata Sirajuddin bila semua hal di atas dilakukan PSI pada Pemilu 2019, maka partai tersebut akan mendapat simpati lebih dari masyarakat.
Sebab, pemilih Indonesia cenderung cair dan tidak terlalu loyal dengan partai yang ada. Cara itu, kata dia juga pernah dilakukan oleh Partai Nasdem pada tahun 2014, Gerindra pada tahun 2009 dan Partai Demokrat tahun 2004.
“Jadi PSI sangat terbuka untuk mendapat simpati lebih dari masyarakat,” pungkasnya.